Ingin rasanya saya perpanjang masalah tersebut ke ranah hukum tapi saya urungkan karena saya lebih memilih memaafkannya, lagipula agak sulit juga sih dipersoalkan, karena saya tidak punya perjanjian hitam di atas putih soal nabung bareng ini, meski sebenarnya bisa saja saya ngotot bawa ke ranah hukum, tapi sudahlah, biarlah ini jadi pelajaran yang berharga buat saya.
Ya, itulah kurang lebihnya yang pernah saya alami tentang nabung bareng pacar ini dari kacamata pria, putus pacaran, tabungan bersama dikuras, kartu kredit pun dibobol, dan bisa saja apa yang saya alami ini tidak menutup kemungkinan juga berlaku sebaliknya, yaitu justru pihak prianya yang berperilaku seperti mantan saya tersebut.
Nah, berkaca dari apa yang pernah saya alami dulu ini, maka soal nabung bareng pacar ini tidaklah bisa dipandang sebelah mata. Harus melalui perhitungan dan pertimbangan yang matang, yaitu;
1. Pertimbangkan dengan matang terkait risikonya.
Ya, hubungan pacaran belum tentu langgeng, bisa saja putus di tengah jalan, sehingga risiko hubungan ini perlu dipertimbangkan dengan matang.Â
Seperti pengalaman saya tadi, saya harus mengalami kerugian keuangan karena dana tabungan bersama yang semestinya ketika hubungan pacaran berakhir harus dibagi kembali sesuai porsinya tidak diberlakukan sesuai porsinya.
Akan tetapi justru diambil semua alias dibawa kabur oleh mantan pacar. Saya pun harus membayar cicilan kartu kredit yang limit belanjanya telah dipakainya sampai habis.Â
Oleh karenanya, sebelum memutuskan nabung bareng pacar, maka risiko-risiko kerugian ini mesti diperhitungkan juga agar tidak jadi masalah di belakang hari.Â
2. Perlunya perjanjian bersama yang ditanda tangani di atas materai.
Setelah risiko nabung bareng pacar ini sudah saya jelaskan, selanjutnya kalau memang sudah memutuskan untuk nabung bareng, maka berikutnya adalah perlu adanya semacam perjanjian bersama. Kalau perlu ditanda tangani bersama di atas materai.