Iklim kompetitif antar karyawan untuk mendapat tempat terbaik ataupun bersaing ketat dalam promosi jabatan di kantor merupakan hal yang wajar dan logis.Â
Selain soal attitude, prestasi, dan kinerja sebagai standar dasar penilaian mutu dan kualitas pada umumnya, maka bila persaingan berlangsung sangat ketat, tentunya ada yang perlu jadi acuan lagi sebagai standar penilaian tambahan (penilaian plus-plus)
Apalagi bila dihadapkan dengan mutu dan kualitas di antara para karyawan kantor adalah sama ataupun beda-beda tipis, tak pelak standar penilaian mutu dan kualitas juga akan dinaikan grade-nya.
Tentu saja hal ini untuk melihat talent yang mana yang lebih unggul dan dapat dipertanggung jawabkan kedepan untuk mengemban amanah kepercayaan kantor, lain daripada itu juga agar lebih fair dan obyektif.
Oleh karenanya untuk menghadapi persaingan ketat ini memang diperlukan nilai plus-plus para karyawan dalam bersaing tersebut.
Nah, yang jadi pertanyaannya adalah, apa sih kira-kira hal yang diperlukan untuk menambah daya dobrak atau daya saing bagi nilai mutu dan kualitas tersebut?
Baiklah, beberapa hal di bawah inilah yang bisa penulis referensikan.
1. Prestise yang bermartabat.
Prestise di sini tidak hanya bicara soal prestasi saja, tapi bagaimana karyawan memiliki nilai lebih terhadap pamornya, kehormatannya, dan wibawanya yang dimiliki karyawan
Termasuk juga adalah performa untuk dapat mempengaruhi (influence) atau pembawaan diri karyawan di lingkungan kantor.
Sehingga kalau karyawan ingin punya daya dobrak maka prestise ini harus ditingkatkan, upaya tersebut dapat dilakukan melalui sikap dan tingkah laku yang mengandung kepemimpinan dan penuh daya tarik.
2. Reputasi yang andal.
Ya, reputasi di sini adalah berkenaan dengan nama baik dan kepribadian. Jika dikaitkan dengan diri karyawan, maka reputasi karyawan haruslah baik di mata pihak manajemen kantor, termasuk atasan dan seluruh karyawan secara luas.
Reputasi karyawan di kantor merupakan persepsi penilaian yang disematkan terhadap karyawan dari seluruh kegiatan pekerjaannya di kantor oleh khalayak ramai di kantor.
Jadi, respon, pendapat, dan tanggapan khalayak ramai di kantor tentang reputasi diri bisa menjadi acuan nilai plus masing-masing karyawan.
3. Endurance (daya tahan).
Yang dimaksud dengan endurance (daya tahan) di sini adalah adalah kemampuan resistance (ketahanan) terhadap tekanan pekerjaaan.
Memiliki mental yang immun atau kebal mental, tangguh, dan dapat melakukan recovery (pemulihan kembali) dengan segera meskipun tekanan pekerjaan datang bertubi-tubi.
Jadi, bagi mereka yang memiliki nilai daya tahan mental yang paling kuatlah yang bakal dipilih oleh pihak manajemen kantor untuk mengemban amanah yang dipercayakan.
-----
Nah, inilah kira-kira nilai plus bagi daya saing karyawan di kantor, mau Anda terapkan boleh, tidak sepaham dengan yang penulis referensikan ini pun boleh.Â
Yang jelas, iklim persaingan di kantor itu makin kekinian kian selektif dan ketat, yang tidak mampu adaptif dengan tuntutan kinerja kantor bakal tersingkir.
Begitupun dinamika dunia kerja kekinian pada umumnya, dengan semakin dinamisnya perkembangan ilmu dan teknologi yang melahirkan kecerdasan buatan, maka karyawan tidak hanya bersaing dengan sesama karyawan tapi juga harus bersaing dengan artificial Intelegence (AI).
Siapa mereka yang tidak (SIAP), Smart, Inteletual, Adaptif, dan Profesional dalam menghadapi tantangan dunia kerja kedepan, maka dia lah yang akan tertinggal bahkan bakal tersingkir dari peradaban kantor.
Demikian artikel ini. Semoga bermanfaat.
Artikel ke-23, tahun 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H