Ya, mempertahankan radio agar tetap bisa siaran (on air) kian hari memang semakin menyulitkan. Pasalnya, persaingan dengan berbagai media di dunia internet semakin keras.
Saya yang memiliki usaha radio swasta dan radio komunitas sangat merasakan betul, bagaimana begitu sulitnya mempertahankan radio untuk tetap bisa siaran.
Karena apa?
Bisa dilihat realitanya bagaimana disrupsi media sosial mulai dari YouTube, Facebook, Twitter, Instagram, hingga media online semakin membuat radio terpojok tak kebagian jatah "kue" untuk hidup dan banyak merebut "kue" usaha siaran Radio.
Akhirnya apa?
Iklan-iklan, sponsor-sponsor, mulai enggan melirik radio, kalaupun masih dapat, itu pun hanya tersisa remahannya belaka, parahnya lagi radio lebih sering enggak kebagian jatah kue tersebut.
Bahkan, sudah tersisa cuman remahnya saja rebutan pula di antara sesama pengusaha radio, jadi kasarannya sesama radio saja terkesan saling "bunuh-bunuhan". Tega-tegaan pokoknya, yang penting radio masing-masing tetap bertahan.
Inilah yang pada akhirnya menyebabkan satu demi satu radio mulai bertumbangan karena semakin sulit bertahan akibat disrupsi media kekinian, termasuk usaha radio saya.
Namun demikian, haruskah saya pasrah dengan keadaan bagaimana realita radio kekinian sekarang ini?