Ya, warung kelontong masih eksis dimana-mana, meskipun banyak bertumbuhan mini market, swalayan, waralaba ataupun gerai sejenis banyak berdiri, namun faktanya warung kelontong masih tetap bisa eksis dan bertahan.
Fenomena yang mengherankan memang, padahal kalau dipikir-pikir secara logika, dengan semakin menjamurnya mini market, swalayan, waralaba, maupun gerai-gerai sejenis, seharusnya warung kelontong ini terdampak. Namun nyatanya warung kelontong masih bisa bersaing dan masih bisa eksis.
Seperti halnya di sekitaran rumah penulis misalnya, berderet warung kelontong berjajar ditepi jalan, bahkan tak sedikit diantaranya baik satu warung kelontong dengan warung kelontong lainnya menjual produk yang seragam.
Bahkan enggak habis pikirnya lagi, warung kelontong saling bersebelahan tapi menjual produk yang seragam. Saling bersebelahan pun bersaing.
Bagaimana mereka menarik konsumen untuk belanja di warung masing-masing sementara produk yang dijual sejenis ataupun seragam saling bersebelahan pula.
Apakah para pemilik warung kelontong enggak takut rugi produk yang dijualnya enggak laku hingga kedaluwarsa karena enggak terjual-jual juga.
Nah, apa yang menjadi uraian penulis dari awal sampai di sini ini, maka inilah yang ingin penulis ungkap kenapa bisa begitu?
Nah, berkaitan dengan itu, saya coba menguaknya dengan berkonsultasi langsung kepada tetangga depan rumah penulis yang membuka usaha warung kelontong ini.