Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Indonesia Gabung EAFF-Tetap di AFF, Terpenting Itu Profesionalitas

21 Juli 2022   10:13 Diperbarui: 21 Juli 2022   10:38 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya, desakan masyarakat agar Indonesia keluar dari Federasi AFF dan gabung Federasi EAFF semakin mengemuka bahkan PSSI sendiri sedikit banyaknya mulai merespon hal ini.

EAFF sendiri adalah singkatan dari East Asia Football Federation atau Federasi Sepakbola Asia Timur yang memiliki anggota yaitu mulai dari China, China Taipei, Guam, Hong Kong, Jepang, Korea Utara, Korea Selatan, Macau, Mongolia, dan Kepulauan Mariana Utara.

Nampaknya juga, soal desakan masyarakat ini adalah dampak signifikan dan simultan dari perilaku Federasi AFF yang seringkali dinilai merugikan Indonesia dalam setiap ajang yang digelar oleh AFF pada semua segmen usia.

Ya, soal gabung tidaknya Indonesia ke EAFF atau keluar tidaknya dari AFF sebenarnya sih keputusannya ya tinggal dari PSSI saja kan, tapi ya jangan lupa juga soal alasan penting dan urgensinya itu apa, iya enggak.

Kalau PSSI mau mengambil keputusan keluar AFF lalu gabung EAFF, atau gabung ke federasi lainnya di Zona Asia ya boleh saja, yang jelas alasan bergabungnya ya harus dipertimbangkan betul-betul secara matang dan profesional, terkait apa yang jadi urgensinya maupun alasan mendasar terpentingnya.

Yang jelas apa dasarnya dan alasannya janganlah karena mengedepankan faktor emosional tanpa logika, namun alasannya haruslah profesional dan logis sehingga dapat diterima secara nalar dan masuk akal.

Jangan juga hanya gara-gara hal remeh-temeh, ataupun gara-gara baperan dan emosi pada AFF dengan tudingan tanpa bukti soal sering di rugikannya Indonesia dalam setiap ajang AFF,  jadi alasan Indonesia keluar AFF.

Wah, itu sih namanya ngambeg, enggak dewasa, masa sih kok kayak anak kecil aja ngambegkan, masa sih Indonesia harus kayak anak kecil gitu ngambegkan? Nggak dewasa banget lah, enggak elegan lah.

Malu lah dengan negara lainnya di AFF, kalau keluarnya gegara mutung ataupun ngambeg, keliatan banget lah oleh mereka bahwa Indonesia enggak dewasa banget dan enggak profesional.

Inilah yang mestinya menjadi pertimbangan bijak PSSI, kalau memutuskan keluar dari AFF, maka alasan PSSI gabung EAFF haruslah profesional, dan haruslah bijak serta elegan juga memberi pengertian kepada masyarakat dan termasuk logis dan profesional di mata Federasi AFF dan negara sahabat di AFF.

Ya memang sih, tidak ada salahnya juga sih kalau mau gabung EAFF, karena mungkin saja ke depan sepakbola Indonesia bisa lebih maju dan berkembang semakin bagus, apalagi juga EAFF dihuni tim kuat Asia seperti Jepang, Korsel, Cina, maupun Korut.

Setidaknya kalau gabung di EAFF level aroma kompetitifnya sedikit banyaknya lebih bagus dan wawasan untuk menambah dan menimba ilmu lebih bagus.

Logo negara federasi EAFF | dokumen EAFF.Com
Logo negara federasi EAFF | dokumen EAFF.Com

Tapi kembali lagi, PSSI harus mempertimbangkannya kembali dengan matang dan bijak, kalaupun mau gabung EAFF keputusan PSSI harus berdasarkan kedewasaan dan mengutamakan profesionalitas.

Di samping itu, sebelum memutuskan Indonesia Keluar dari AFF, maka PSSI haruslah juga mempertimbangkan faktor sejarah Indonesia berkaitan dengan federasi AFF.

Biar bagaimanapun, Indonesia adalah pelaku sejarah dan pelopor sejarah berdirinya AFF pada tanggal 31 Januari 1984 di Jakarta bersama 5 negara lainnya yaitu, Brunei, Filipina, Malaysia, Singapura dan Thailand.

Setelahnya baru Negara selanjutnya bergabung yaitu, Kamboja, Laos, Myanmar, Vietnam pada 1996, Timor Leste pada 2004 dan Australia pada 2013.

Nah, masa sih catatan sejarah penting ini harus Indonesia ataupun PSSI abaikan tanpa pertimbangan logis dan profesional terkait alasan meninggalkan AFF dan gabung ke EAFF.

Sebenarnya juga sih peran Indonesia lah yang seharusnya lebih aktif lagi dalam rangka ikut serta mengelola Federasi AFF, apalagi sudah jelas bahwa Indonesia adalah salah satu pelopor berdirinya AFF.

Kalaupun ada hal-hal yang perlu dievaluasi ataupun diperbaiki soal federasi ya harusnya dibicarakan dan urun rembug bersama, jangan juga alasannya mengedepankan idealisme ataupun ego, mutung ataupun ngambek.

Ya, persaingan di lapangan itu sebaiknya janganlah sampai dibawa juga persaingan itu ke level federasi ataupun organisasi, sebab kalau level federasi itu ya levelnya itu pembicaraan bijak organisasi dalam rangka kemajuan bersama di Asia Tenggara.

Karena biar bagaimanapun juga Indonesia itu adalah Asia Tenggara, dan tentunya mewakili Asia Tenggara dalam setiap ajang AFC ataupun FIFA, kalaupun nanti mau pindah federasi ke EAFF ataupun federasi lain Zona Asia, maka Indonesia itu tetaplah Asia Tenggara.

Jadi intinya, Indonesia mau keluar AFF setelah itu mau Gabung EAFF atau gabung federasi lain zona asia, ya terserah, ataupun mau tetap konsisten di AFF ya terserah saja, yang terpenting itu adalah tetap junjung tinggi profesionalitas soal sepakbola nasional 

Di sisi lainnya juga, soal pembinaan sepakbola nasional termasuk membina supporter, sudah seharusnya juga PSSI instrospeksi dan berbenah, baik itu secara internal ataupun eksternal.

PSSI seharusnya lebih bijak itu adalah mengedepankan tanggung jawabnya, terkait sudah sejauh manakah keberhasilannya dalam pembinaan sepakbola nasional ini.

Seperti, kalau ada perkembangan ya seperti apa pertanggung jawabannya, kalau ada yang perlu dievaluasi bagaimana juga tindakan pertanggung jawabannya, atau hal lainnya yang terkait sepakbola nasional, secara keseluruhan sudah seprofesional apakah pengelolaannya.

"Intinya sih, enggak usahlah sih sebenarnya terlalu koar-koar ini itulah, soal gabung EAFF lah, keluar AFF lah, sebabnya masih banyak sebenarnya PR-PR mendasar PSSI soal sepakbola nasional ini, sebaiknya introspeksi dan berbenah, perbaiki dahulu sepakbola Indonesia dan tunjukan bagaimana tingkat profesional dan prestasi Indonesia barulah setelahnya bicara dan unjuk gigi".

Tapi ya sudahlah, mau gabung EAFF ya terserah, mau tetap konsisten di AFF ya terserah, yang terpenting itu tetaplah junjung tinggi sportifitas dan profesionalitas.

Demikian artikel ini.

Sigit Eka Pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun