Tiga handphone milik Brigadir J hilang seusai insiden baku tembak, seluruh kamera CCTV di Rumdis Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, mati karena decodernya rusak saat kejadian baku tembak.
Wah, kok bisa kebetulan begitu ya, kok sepertinya ada yang disembunyikan ya?
Ya, kejanggalan yang mengusik benak publik terkait kasus polisi tembak polisi tersebut, dan wajar saja kejanggalan ini berbuah jadi kecurigaan.
Bagaimana tidak, pasalnya dua jenis alat tersebut bisa menjadi alat bukti yang teramat penting untuk mengungkap dan memecahkan kasus, tapi malahnya jadi misteri.
Terang saja kan, kalau CCTV di Rumdis Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo berfungsi saat kejadian baku tembak, dan HP Brigadir J tidak hilang, maka kedua alat ini setidaknya akan dapat berbicara banyak menjelaskan fakta yang terjadi saat kejadian.
Tapi apa hendak dikata, entah juga kebetulan atau tidak, entah ini sengaja direkayasa atau tidak, berdasar rilis pihak Kepolisian ternyata seluruh CCTV mati akibat decodernya rusak, parahnya lagi tiga HP Brigadir J dinyatakan hilang.
Apakah sengaja di kondisikan begitukah, sengaja dibuat cerita kalau CCTV mati akibat decodernya rusak, padahal sebenarnya CCTV tersebut berfungsi demi menutupi kasus kah?
Apakah sengaja dikondisikan, dibuat cerita HP Brigadir J Hilang, padahal sebenarnya HP ada di tangan pihak kepolisian? Atau malah sengaja di hilangkan?
Yah, entalah, ini masih jadi sebuah misteri?
Sehingga karenanya, berdasarkan fakta kejanggalan tersebut, malah semakin membuat kecurigaan publik terkait adanya indikasi bahwa kasus ini ada upaya ditutup-tutupi dengan berbagai cara.