Ya, memang kelihatannya memberikan manfaat kepada orang lain, membantu dan menolong sesama itu membuat waktu tersita, harta berkurang, tenaga dan pikiran terforsir, namun sesungguhnya saat kita memberikan manfaat kepada orang lain pada hakikatnya kita sedang menanamkan kebaikan untuk diri kita sendiri, karena jika kita menolong orang lain Allah akan menolong kita.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman;
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri. Apabila datang saat hukuman (kejahatan) yang kedua, (Kami bangkitkan musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu lalu mereka masuk ke dalam masjid (Masjidil Aqsa), sebagaimana ketika mereka memasukinya pertama kali dan mereka membinasakan apa saja yang mereka kuasai. QS Al-Isra:7
Jadi, sejatinya jika kita menolong dan membantu sesama, pertolongan dari Allah bukan sekedar di dunia tetapi juga di akhirat, jika kita memberikan manfaat kepada orang lain Allah memudahkan kita bukan hanya dalam urusan dunia tetapi juga pada hari kiamat kelak.
Lantas dengan cara apa kita memberikan manfaat kepada orang lain?
Dalam bentuk nafi'un lighoirihi yaitu;
1. Dengan ilmu.
Yakni ilmu yang dianugerahkan Allah kepada kita, dibagikan kepada orang lain, kita mengajari orang lain dan memberdayakan mereka.
Dan ilmu ini tidak terbatas pada ilmu agama saja, tetapi juga ilmu dunia, baik berupa pengetahuan keterampilan hidup serta keahlian dan profesi.
2. Dengan harta.
Memanfaatkan harta yang dianugerahkan Allah untuk membantu sesama, seperti yang wajib tentu saja adalah zakat ketika harta itu telah mencapai nishab dan haulnya dan setelah zakat ada infaq maupun sedekah yang memiliki ruang luas dan tak terbatas.