Nah, diary. Setelah pamit kepada bokap dan nyokapnya, Aku dan doi langsung cuzzz ke lokasi kencan, kamu tau enggak, diary. Sepanjang perjalanan menuju target lokasi kencan, kami berdua membisu, diary.
Singkatnya, diary. Aku dan doi sudah sampai di lokasi kencan, di suatu cafe populer pinggir pantai di kota Balikpapan, tempat yang sudah sering banget jadi tempat nongki bareng.
Apalagi bagi dua sejoli yang lagi kasmaran, pokoknya cocok bangetlah, suasananya romantis banget, diiringi musik instrumen saxophone nya Kenny G. yang syahdu dan remang cahaya lilin merah, lalu ada terdengar debur ombak, aahh pokoknya pas bangetlah buat yang masih pedekate alias pacaran, diary.
Kamu tau enggak, diary. Ternyata pas sudah ketemuan dan berduaan itu, uuuhhh,,, rasanya semakin deg-deg serrr banget, rasa mau copot jantungku setiap ngobrol bareng doi, apalagi kalau aku beradu pandang tatapan mata dengan doi, ditambah doi juga sering melemparkan senyum manisnya kepadaku, wuuuiiihhh,,, makin gemeterrrr,,,
Aaah, gimana mau nembak doi nih kalo begini ceritanya. Tapi, diary. Aku akhirnya berani juga loh, ternyata aku punya nyali nembak doi, beneran aku enggak bohong.
Kamu tau enggak, diary. Awalnya sih aku guguuup banget rasanya, degub jantung aku semakin berdetak enggak karuan, bahkan aku sempet hilang nyali, gemeter banget, teng gemeringat dan gemeringetnya kayaknya mengucur deras, tapi daripada enggak sama sekali dan nyeselnya kemudian, aku nekat aja, diary.
Secara jelasnya begini, diary,,,
Aku : Dik, boleh enggak aku jujur?
Doi : Jujur apa mas?
Aku : Hmm, aku suka sama kamu, pokoknya aku pingin serius sama kamu, beneran deh, pokoknya aku enggak main-main, dan aku pingin kamu jawab sekarang di tempat ini, jangan besok-besok atau nanti.