Sudah hampir seminggu ini, saya menjalani tahapan isolasi mandiri karena status saya sebagai Orang Tanpa Gejala (OTG) positif Covid-19.
Jujur saya mengakui, memang saya merasa sangat kesepian dalam kesendirian menjalani isolasi mandiri ini, saya seperti layaknya burung dalam sangkar, rasa jemu, jenuh dan bosan sudah mulai menghinggapi diri.
Sesekali dalam kesendirian isolasi mandiri ini, saya memalingkan pandangan dibalik jendela, membayangkan betapa bebasnya di luar sana.
Tapi ternyata hal ini malah membuat saya jadi tertekan, dan masih agak merasa nggak percaya saja rasanya, saya bisa terdampar di ruang isolasi mandiri ini.
Ya, artinya dalam hal ini, meskipun status saya adalah OTG Positif Covid-19, ternyata saya harus sadar diri, bahwa saya adalah termasuk kategori pasien suspek Covid-19 atau pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19.
Baru kali ini, saya yang biasanya beraktivitas dinamis, jadi merasa tidak bebas, karena saya merasa segala gerak-gerik saya selalu diawasi, ditambah lagi setiap hari saya juga harus melaporkan kondisi melalui rekaman video kepada pihak rumah sakit, dinas kesehatan dan kantor.
Padahal, saya juga sering sekali serlibat dalam pengawasan maupun surveilans pasien Covid-19 ini, namun akhirnya malah saya sekarang yang jadi sebaliknya, saya yang harus diawasi dan disurveilans.
Sekali pun juga dalam menjalani isolasi mandiri ini saya di fasilitasi ruang yang representatif sekelas kamar VIP Hotel, bahkan didukung juga dengan berbagai logistik yang enak-enak, namun rasanya tetap saja saya serasa seperti burung dalam sangkar.
Betapa terasa rindu berkumpul kembali bersama anak dan istri, serta keluarga lainnya, betapa saya sudah ingin segera menyudahi isolasi mandiri dalam kesendirian ini dan segera bisa beraktivitas dinamis kembali.