Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Job Seeker, 3 Hal Ini Bisa Diterapkan dalam Membuat CV yang Relevan

27 November 2020   18:47 Diperbarui: 27 November 2020   19:02 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar | Dokumen via Aferkidsandhome.com

Penulis yang juga mengelola usaha dibidang penyiaran radio dan beberapa sayap usaha kecil lainnya, beberapa kali sering menerima sekaligus membaca Curriculum Vitae (CV) para pelamar kerja (Job Seeker) yang isinya seringkali kurang relevan dengan apa yang dibutuhkan oleh para pemberi kerja (costumer needs).

Sebab ternyata, seringkali hal-hal yang sebenarnya sifatnya adalah tidak terlalu perlu untuk dimasukan kedalam CV, ternyata turut dimasukan juga kedalam CV tersebut.

Sebenarnya sih bukannya juga dalam hal ini CV-nya yang dikatakan salah, mungkin juga hal ini karena kebiasaan yang jadi terbiasa, karena para Job Seeker mengambil dasar dari berbagai referensi dan literatur yang ada terkait bagaimana cara membuat CV tersebut.

Nah, berkaitan dengan CV ini, dari sedikit pengalaman penulis, maka ada beberapa trik ataupun strategi yang bisa penulis bagikan, soal bagaimana sih sebenarnya CV yang relevan sesuai kebutuhan pemberi kerja tersebut.

Lalu, bagaimana sih CV yang relevan sesuai dengan kebutuhan pemberi kerja itu?

1. Berbeda tujuan lamaran kerja, pasti akan berbeda juga apa yang merupakan kebutuhan rekrutmennya.

Sama halnya dengan berbisnis, maka CV bagi para Job Seeker adalah sebuah produk bisnis diri, secara umumnya produk bisnis dalam suatu usaha tentu akan dibuat sesuai dengan kebutuhan pasar.

Begitu pula soal CV sebagai produk bisnis diri bagi para Job Seeker, sehingga kemasan dan pembuatan produk bisnis diri tersebut haruslah dikemas ataupun dibuat sesuai dengan kebutuhan pemberi kerja atau costumer needs.

Maksudnya di sini adalah, tidak ada yang namanya CV itu sama untuk semua costumers needs, berbeda tujuan lamaran kerja, tentu akan berbeda juga apa yang merupakan kebutuhan rekrutmennya, jadi harus berbeda juga CV-nya kepada masing-masing costumer needs, jangan sampai CV dibuat sama rata untuk semua costumer needs.

Nah, inilah yang sering penulis temukan selama pernah menerima dan membaca CV tersebut kenapa CV akhirnya jadi tidak relevan dengan kebutuhan costumer needs.

karena yang seringkali jadi kebiasaannya di sini adalah, para Job Seeker sering melakukan hantam rata, membuat satu CV sama untuk semua jenis rekrutmen yang dibutuhkan costumer needs.

Oleh karenanya, sebelum membuat CV, agar kiranya para Job Seeker memahami dahulu apa yang jadi kebutuhan costumer needs, terkait dengan apa kebutuhan rekrutmennya, memastikan apa persyaratannya, lalu tampilkan pada CV sesuai persyaratan atau yang jadi penunjang persyaratan dengan seperlunya saja.

2. Masukan atau tampilkan yang perlu dan penting saja kedalam CV.

Tidak perlu memasukan semua riwayat pendidikan ataupun pengalaman kedalam CV, seperti riwayat pendidikan TK, SD, SMP, sebaiknya cukup memasukan dua riwayat pendidikan terakhir saja, semisal riwayat pendidikan SMA dan riwayat pendidikan Universitas saja.

Termasuk juga dengan pengalaman ataupun skill yang dimiliki oleh para Job Seeker, cukup memasukan yang relevan saja terkait dengan pekerjaan yang sedang dilamar.

Bila kiranya ada hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan persyaratan rekrutmen sesuai yang dilamar, maka lebih baik tidak usah ikut ditampilkan pada CV, lebih baik dihilangkan saja.

Penting juga jadi catatan adalah, terkait isi dalam CV adalah merupakan aktualitas diri personal para Job Seeker, jadi hindari manipulasi data aktualitas diri personal, sebab kedepannya cepat atau lambat pasti akan ketahuan atau terdeteksi.

3. Kemas CV dengan Layout yang rapi dan teratur.

Jangan menggunakan tampilan Layout CV dengan warna-warna yang mencolok pandangan mata, dan ruang tata letak poin-poin isi di dalamnya yang kurang rapi, sebaiknya gunakan tampilan Layout dengan warna yang layak dan nyaman dipandang mata dan nyaman dibaca.

Termasuk juga dalam penggunaan kalimat, jangan bertele-tele atau bahkan bahasa yang digunakan campur aduk, kadang menggunakan bahasa Inggris, kadang menggunakan bahasa Indonesia.

Jadi, kalimat yang digunakan haruslah ringkas dan efektif, serta konsisten dalam menggunakan bahasa, kalau dari awal bahasa Indonesia, maka sampai akhir harus tetap menggunakan bahasa Indonesia.

Sehingga di sini, yang membaca dan menganalisa CV tersebut secara keseluruhan, bisa langsung menemukan dimana letak titik highlight dari CV tersebut.

Setelahnya selesai, maka yang tidak kalah penting adalah mengecek kembali CV yang telah dibuat tersebut, periksa, teliti dan baca kembali, jangan biarkan ada salah ketik ataupun typo pada CV tersebut, meskipun itu hanya satu huruf.

***

Nah, demikianlah kiranya yang bisa penulis bagikan terkait CV ini, semoga kiranya apa yang penulis bagikan ini dapat bermanfaat dan jadi timbang saran.

Salam hangat.
Sigit Eka Pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun