Menetapkan standar yang tinggi terhadap sesuatu hal dan menetapkan penolakan untuk menerima kekurangan standar apapun terhadap sesuatu hal akan mengkategorikan seseorang sebagai orang yang perfeksionis.
Ya, pada umumnya seseorang yang perfeksionis sering kali akan mengalami stres yang luar biasa karena, dalam pandangan mereka ini, jarang ada hal yang cukup baik, sehingga selalu menginginkan segalanya selalu sempurna menurut dirinya.
Inilah kiranya sebenarnya pola pemikiran diri yang tidak sehat, karena membuat Anda tidak akan pernah merasakan kepuasan terhadap sesuatu hal dan selalu menuntut kesempurnaan.
Ya, kaitannya dengan perfeksionis ini, seringkali tanpa sadar maupun secara disadari, baik penulis dan Anda mungkin kerap terjebak dalam situasi ini, yaitu situasi yang ingin selalu perfeksionis terhadap sesuatu hal.
Nah, Kalau Anda terjebak dalam perfeksionisme ini tapi tidak segera di atasi, maka kedepannya dapat menghancurkan jalannya realita kehidupan Anda, bahkan karenanya, bisa membawa Anda jadi seorang yang toxic relationship, baik itu kepada keluarga, pasangan, ataupun teman.
Lebih dari itu, perfeksionis dapat menyebabkan kelelahan secara mental dan emosional, sehingga dapat menganggu kesehatan mental dan fisik Anda dan akan membuat Anda jadi merasa lebih mudah untuk putus asa dan mudah menyerah dalam menjalani realita hidup.
Oleh karenanya, bila kiranya Anda sudah merasakan gejala-gejala perfeksionisme ini pada diri Anda, maka agar kedepannya tidak semakin mengarah kepada kondisi negatif yang tidak diinginkan termasuk juga kedepannya membuat Anda jadi orang yang toxic relationship, boleh kiranya beberapa hal ini dilakukan;
1. Menanamkan dalam diri bahwa tidak semua goal dan cita-cita Anda selalu sempurna.
Terlalu fokus dan berharap pada gambaran besar kesuksesan atau hasil akhir yang sempurna terkait goal dan cita-cita Anda, akan menjebak pikiran Anda dalam dunia khayal ataupun fiksi.
Sehingga membuat Anda akan jadi berkhayal dan berekspetasi terlalu tinggi ini dan itu tentang bermcam kesuksesan Anda.