Presiden Prancis, Emmanuel Jean-Michel Frederic Macron yang juga seorang politikus dan mantan bankir investor Prancis sedang terbentur kontroversi karena pernyataannya yang mendiskreditkan umat Islam dunia.
Macron yang memang menjadi Presiden termuda dalam sejarah Prancis setelah Napoleon Bonaparte, lahir pada 21 Desember 1977 di Amiens, kota di Utara Prancis, usia 39 tahun, dan berhasil memenangi Pemilihan Presiden Prancis ini, telah mengungkapkan pernyataan yang kebablasan dengan menghina umat Islam dunia.
Kontroversinya tersebut bermula dari ucapannya yang memberikan komentar terkait pemenggalan yang dilakukan oleh pemuda muslim atas seorang guru sejarah Prancis yang bernama Samuel Paty yang menampilkan gambar kartun Nabi Muhammad saat mengajar di kelasnya.
Sehingga dalam hal ini, Emmanuel Macron  mengeluarkan pernyataan kontroversi soal Islam yang pada akhirnya menyinggung umat Muslim sedunia.
"Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia saat ini, kami tidak hanya melihat ini di negara kami," Â ungkap Macron.
Kecaman dan reaksi keras langsung berdatangan dari seluruh umat Islam dari berbagai negara di dunia, dan memberi dampak dan tekanan yang hebat terhadap Prancis.
Dampak dan tekanan hebat tersebut di antaranya yaitu, kritikan, hingga tuntutan untuk mengklarifikasi pernyataannya, bahkan sampai ada pemboikotan produk Prancis mulai dari berbagai jenis produk kosmetik, fashion, makanan, otomotif hingga energi.
Sementara itu, Indonesia melalui Menteri Agama Fachrul Razi telah mengambil sikap, mengecam pernyataan Presiden Perancis Emmanuel Macron mengenai kartun Nabi Muhammad SAW dan pernyataannya yang kontroversi tersebut.
Bahkan, Kementerian Luar Negeri RI telah memanggil Duta Besar Perancis untuk Indonesia Olivier Chambard, untuk menyampaikan kecaman pemerintah Indonesia atas pernyataan Macron.
"Kebebasan berpendapat atau berekspresi tidak boleh dilakukan melampaui batas atau kebablasan sehingga mencederai kehormatan, kesucian, dan kesakralan nilai dan simbol agama apapun," kata Fachrul dalam keterangan tertulis, di laman Kemenag RI.
Ya, Macron memang layak dikecam dan sudah seharusnya wajib meminta maaf kepada umat muslim dunia atas pernyataannya dan sikapnya yang jadi kontroversi tersebut.