"Saya bilang ke Presiden, jangan dimanja, generasi kita adalah generasi milenial. Saya mau tanya hari ini, apa sumbangsihnya generasi milenial yang tahu teknologi tanpa harus bertatap muka langsung? Apa sumbangsih kalian kepada bangsa dan negara ini, masa hanya demo saja," kata Megawati saat meresmikan 13 kantor DPD dan DPC secara virtual, Rabu 28 Oktober 2020.
Begitulah pernyataan Politisi Megawati Soekarno Putri yang mempertanyakan sumbangsih para milenial kepada bangsa dan negara.
Wah bisa gawat nih, bisa bikin tsunami dan gempa megatrust nih, apalagi yang dikritik dan disindir adalah kalangan milenial.
Kritik tentu saja bakal akan segera berdatangan terkait pernyataan Megawati ini, khususnya dari milenial, sebab beliau terkesan kurang bijak dalam menempatkan peran milenial bagi bangsa dan negara ini.
Megawati hanya melihat dengan sudut pandang substansi yang terlalu sempit dan terlalu picisan, yaitu hanya melihat pada demonstrasi yang terjadi karena Mahasiswa para kaum milenial turun ke jalan memprotes UU Omnibus Law Cipta Kerja.
Pernyataannya tersebut tentu saja sangat meremehkan dan metendahkan milenial, karena seharusnya Megawati dapat melihat secara bijak dengan melihat pada sudut pandang yang luas.
Sebelum menanyakan apa yang menjadi sumbangsih milenial bagi bangsa dan negara, maka harusnya Megawati bisa melihat juga bagaimana sumbangsih milenial mengharumkan nama bangsa dalam berbagai bidang, bukan hanya melihat dari bidang perdemoan saja, ah sempit dan picik bangetlah kalau begitu.
Tidakkah Megawati melihat bagaimana prestasi kaum milenial di E-Sport, tidak kah Megawati melihat bagaimana sumbangsih milenial di sepakbola seperti peran serta mereka di Timnas U-16, U-19 dan U-23, tidakkah Megawati melihat bagaimana sumbangsih milenial yang sering mengharumkan nama bangsa di kancah internasional dalam lomba fisika, matematika, lomba hafidzh dan lain sebagainya.
Bahkan kalau mau disebutkan lagi, bakal berderet panjang daftar milenial yang memberikan sumbangsih bagi bangsa dan negara ini, dan bakal panjang banget jadinya artikel yang penulis buat ini.
Sungguh picik banget kalau hanya mengambil indikator hanya berdasarkan demonstrasi belaka, jelas saja pernyataan itu sangat lucu dan kurang bertanggung jawab.