Tinggallah Mbah Renggo sendiri menatap sungai, dengan tatapan sedih dan prihatin, lalu sejurus kemudian beranjak pergi, sambil menyeret keranda yang tadi digunakan untuk menandu jenazah Puri.
Sejak itulah, hantu Nyai Puri sering terlihat gentayangan di sekitar tempat jembatan yang tersemat namanya tersebut, bahkan sering mengetuk pintu-pintu rumah warga.
Hantu Nyai Puri lebih sering mengetuk pintu rumah warga yang pernah diajak tidur dengannya, pernah ada yang membukakan pintu, tapi ketika pintu itu dibuka, yang tampak hanyalah penampakan tubuh melayang mengerikan bersimbah darah tanpa kepala.
Beberapa warga yang memang pernah memiliki hubungan dekat dengan Nyai Puri sampai ada yang menderita sakit hilang ingatan, karena terus diteror oleh arwah penasaran Nyai Puri Pramitasari.
Bahkan hingga sekarang hantu Nyai Puri masih saja sering menampakan diri tidak hanya di jembatan desa saja, tapi bergentayangan ke penjuru desa Manggah.
Ya, begitulah detil lengkap cerita tentang kisah kehidupan Kades Manggah, Puri Pramitasari yang berakhir dengan kematian tragis dan mengenaskan, sekaligus menjawab penasaran saya terkait berita yang pernah saya dengar tentang Kades cantik yang tewas dengan kepala meledak, yang diduga gara-gara susuk pesugihan.
Ya, Manusia diciptakan agar selalu bertaqwa dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan tidak menyekutukan-Nya dengan berbuat syirik.
Tindakan memasang susuk dengan alasan terlihat cantik dan molek yang dilakukan Puri adalah termasuk rasa tidak puas akan karunia Tuhan.
Selain itu ketika Puri memakai susuk dengan mantra-mantra, atau perantara makhluk lain, ternyata menyebabkan kerusakan pada raga dan jiwanya, akibat persekutuannya dengan jin atau setan.
Jika Puri melakukan itu karena merasa kurang cantik dan kurang atas pemberian atau karunia Tuhan atas fisik dan tubuhnya, jelas Puri mengingkari nikmat Tuhan.
Dan ini adalah bagian dari dosa besar, syirik karena menyekutukan Tuhan. Menghipnotis orang lain dengan tipu daya susuk agar orang terperdaya aura atau khasiat susuk tersebut.