Fenomena watak pandemi corona, yaitu ketika banyak orang bertindak seolah-olah akan hidup selamanya.
Padahal, takada yang akan hidup selamanya.
Banyak dari mereka, menghabiskan waktu berkerumun bersama untuk hal-hal yang takpenting.
Padahal, kerumunan adalah santapan lezat corona.
Ketika diingatkan, setiap kata yang keluar dari mulut adalah malapetaka dan kesuraman.
Padahal, corona itu nyata adanya.
Hidup itu akan selalu diiringi rangkaian perubahan yang tidak pernah berakhir.
Perlu beradaptasi dengan pasang surut yang datang terhadap perubahan-perubahan.
Perubahan itu jelas tidak bisa dihindari ketika corona datang dalam hidup, sehingga mau tidak mau harus menerimanya sebagai perubahan.
Namun terkadang, banyak orang takut akan perubahan, sehingga membatasi kemajuan dan kehilangan proses berpikirnya.
Padahal sejatinya, perubahan itu adalah proses belajar, bergerak, bertumbuhkembang, dan bagian dari hidup yang harus dihadapi oleh setiap orang.