Li-Meng Yan, ahli virologi China, yang melakukan beberapa penelitian paling awal tentang Covid-19, mengklaim telah memiliki bukti ilmiah, bahwa virus tersebut berasal dari laboratorium di Wuhan, China.
"Itu berasal dari laboratorium-laboratorium di Wuhan dan laboratorium tersebut dikendalikan oleh pemerintah China," ujar Li-Meng Yan, seperti dikutip dari New York Post, Senin,14/9/2020.
Li-Meng Yan bahkan berani menuduh bahwa Beijing berbohong, dalam menutup-nutupi wabah virus corona, Beijing mengetahui tentang virus corona, jauh sebelum laporan mulai muncul, pemerintah China telah menghapus semua informasinya dari basis data pemerintah.
Bahkan termasuk di dalamnya terkait fakta adanya bug pembunuh pada virus yang pernah diungkapkannya, tentang penularan dari manusia ke manusia pada Desember tahun 2019 yang silam.
Li-Meng Yan berencana merilis bukti ilmiah untuk membuktikan bahwa virus itu dibuat di dalam laboratorium di Wuhan, China, dan akan menerbitkan laporan, bahwa virus itu adalah buatan manusia.
Ditegaskan juga olehnya, bahwa dirinya beberapa waktu silam pernah menyampaikan, untuk mewaspadai adanya senjata biologis massal yang diciptakan untuk melumpuhkan negara lain dan berpotensi menciptakan epidemi.
Ya, bagaimana nanti pembuktiannya, terkait benar dan tidaknya, tinggal menunggu saja seperti yang dijanjikan oleh Li-Meng Yan.
Yang jelas, terkait apa yang Li-Meng Yan ungkapkan tersebut, kalau nanti benar seperti apa yang diungkapkannya, maka China akan mendapat masalah yang sangat besar!
***
Ya, menyoal tentang senjata biologis massal ini, memang pada kenyataannya, ada catatan fakta sejarah, bahwa memang pernah terjadi perang menggunakan senjata biologis massal, yaitu saat terjadi perang Irak vs Iran.
Tentunya juga dari latar belakang sejarah ini, maka potensinya sangat laten, karena bukan tidak mungkin pada perkembangannya seiring zaman, perang menggunakan senjata biologis massal akan terjadi kembali.
Artinya kalau dihubungkan dengan pernyataan Li-Meng Yan, untuk mewaspadai adanya ancaman senjata biologis massal, masih relevan adanya.
***