Memang benar sih kita pakai masker, tapi apakah dengan kadar kelembaban udara dalam ruangan tersebut apakah tidak sesak pake masker terus, contohnya saja kalau kita pake masker ketika di dalam mobil yang tertutup rapat dengan menggunakan AC, terasa sesak bukan?
Sehingga sesekali juga kan terkadang kita mesti harus buka masker untuk sedikit menghilangkan rasa sesak dan sesekali membuka kaca jendela mobil untuk sirkulasi udara.
Maka artinya disini, nonton bioskop dihadapkan dengan kondisi yang masih pandemi ini, masihlah sangat berisiko, masih meragukan bila dikatakan bisa meningkatkan imunitas.
Imunitas justru bisa menurun drastis karena seringnya terpapar udara yang bisa jadi ada kemungkinan yang cukup tinggi dicemari oleh virus corona.
Nah, disinilah yang kiranya bisa jadi bahan pertimbangan buat masyarakat, dan memang sih mau nonton atau enggaknya di bioskop pilihan dan keputusannya tinggal terserah di masyarakat, tapi semoga bisa dipikirkan bagaimana tingginya risiko terpapar virus corona dalam ruangan teater ini.
Namun kalau melihat bagaimana menggejalanya kengeyelan secara nasional dan kesetresan secara nasional dari sebagian besar masyarakat terkait pandemi ini, nampaknya akan banyak juga masyarakat yang nekat pergi nonton bioskop.
Yang jelas statemen dari jubir covid yang tentunya mewakili pemerintah tersebut layaknya diksi diksi yang mengambigukan kepentingan yang ada di baliknya.
Pemerintah sepertinya tidak berani terlalu jujur untuk mengatakan tujuan dibukannya bioskop adalah untuk "meningkatkan pendapatan pajak".
Yang artinya disini pemerintah sedang main perseneling di gigi tinggi terus, nginjak pedal gas dan ngegas lagi disektor ekonomi, dan lupa ngerem disektor kesehatan.
Lebih jelasnya boleh baca pada artikel ini;https://www.kompasiana.com/sigit19781986/5f46362cd541df42c771f6c2/lupa-nge-rem-demi-membajak-krisis-di-tengah-amukan-senyap-pandemi
Ya, seperti diketahui, pajak hiburan dikenakan pada sejumlah hiburan, termasuk pajak hiburan nonton bioskop ini yang memang nilainya cukup besar.