Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lupa Nge-rem Demi "Membajak Krisis" di Tengah "Amukan Senyap" Pandemi

26 Agustus 2020   17:15 Diperbarui: 26 Agustus 2020   17:12 6153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para penumpang transportasi umum di Indonesia mengenakan masker usai Indonesia positif corona. (Foto: Nikkei Asian Review)

Ya, sungguhlah sangat memprihatinkan, dan kalau boleh di analogikan, maka dalam hal ini, pemerintah justru bukannya memanfaatkan momentum membajak krisis sebagai pijakan untuk lompatan kemajuan di tengah pandemi.

Tapi pemerintah justru terkesan membajak nyawa rakyat dan menjadikannya sebagai pijakan untuk nge-gas terus tanpa nge-rem.

Tidakkah pemerintah kasihan dan iba melihat semakin banyaknya korban berguguran meregang nyawa, dari balita hingga manula telah dibunuh oleh virus corona ini?

Dengan realita ini, apakah tega pemerintah nge-gas terus terlupa untuk nge-rem dan terus main lompat lompatan dan main lunjak lunjakan dengan menganakemaskan sektor ekonomi tanpa mampu mengendalikan pandemi dan menekan tingkat kematian karena pandemi?

Sungguh sangat tidaklah elok kalau pemerintah berlaku seperti itu, tragis sekali dan terlalu sadis bahkan keji dan biadab sekali bila pemerintah tega berlaku seperti itu.

Memang, ancaman resesi ekonomi sudah di depan mata, negeri ini memang sudah berada dibibir jurang resesi ekonomi, dan sudah seharusnya juga roda ekonomi memang harus tetap terus berjalan.

Tapi jangan juga kelupaan, rodanya juga harus di rem, jangan bablas jalan terus, nggak perlu juga terlalu pakem ngeremnya, tapi yo mbok yao, direm sedikit gitu loh, kendalikanlah pandemi ini, tolonglah ditekan tingkat kematiannya.

Memang sih, masyarakat cenderung semakin ngeyel dengan kondisi pandemi ini, tapi tidak bisa juga masyarakat yang selalu jadi kambing hitam dan selalu yang dipersalahkan.

Sebab apa, karena memang sebelumnya ada andil pemerintah yang menyebabkan kenapa terjadi kengeyelan masyarakat di tengah pandemi ini.

Ya, karena pada faktanya memang sebelumnya pemerintah kurang optimal dan masif dalam rangka sosialisasi adaptasi kebiasaan baru yang justru sebelumnya merupakan diksi yang salah dengan ketelanjuran new normal, apalagi semakin didukung dengan longgarnya PSBB transisi.

Yang terjadi adalah pemerintah seolah baru bangun dari mimpi dalam tidur, ketika melihat fakta di lapangan pemerintah baru mau tersadar dan menyadari keteledorannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun