Mungkin kalau para founding father bangsa Indonesia tak pernah merumuskan pancasila, pada 1 Juni 1945 yang silam, sebagai dasar negara sekaligus sebagai ideologi bangsa Indonesia, entah apa yang akan menjadi dasar negara dan ideologi bangsa ini.
Seperti sejarahnya, bahwa Pancasila lahir ketika para bapak pendiri bangsa Indonesia yaitu, Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, A.A. Maramis, Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakir, Agus Salim, Achmad Soebardjo, Wahid Hasjim, dan Mohammad Yamin, merumuskan Pancasila sebagai Dasar Negara.
Rumusan Pancasila yang telah dirumuskan tersebut ditegaskan pula berdasar pidato yang diucapkan Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945, dan pada akhirnya momen ini dijadikan sebagai hari lahirnya Pancasila.
Ya, mungkin saja kalau dasar negara bangsa ini tak pernah lahir, bisa jadi ideologi yang dimiliki bangsa ini jadi bermacam-macam, bisa liberalis, bisa komunis, bisa sosialis atau ideologi yang coba dicengkramkan oleh ISIS, dan berbagai sempalan ideologi yang lainnya.
Sehingga bisa dibayangkan bagaimana jadinya bangsa ini, bila bermacam-macam ideologi tersebut diatas jadi ideologi bangsa yang besar ini, dapat dipastikan negara ini sudah jadi serpihan-serpihan dan hancur berantakan.
Maka, sudah seyogianya bangsa Indonesia harus selalu bersyukur, karena telah memiliki dasar negara dan ideologi Pancasila, serta jangan sampai pernah sekalipun melupakan sejarah bagaimana proses panjang lahirnya Pancasila dan ujian-ujian yang pernah menerpanya.
Dalam perjalanannya betapa berat cobaan Pancasila, beberapa kali ideologi Pancasila dirongrong dan dicoba untuk diganti dengan ideologi komunis (PKI), DI/TII, lalu ada ancaman ISIS, dan juga penyesatan ideologi, penyalah gunaannya yang menyusup pada isu-isu politis, hingga pengaburan-pengaburan fakta sejarah.
Bahkan, komunis, ISIS dan berbagai hal yang disampaikan diatas, masih sangat laten sekali untuk muncul kembali dan mengancam eksistensi Pancasila hingga sekarang ini bahkan sampai kedepannya.
Apalagi seiring dengan majunya peradaban, ancaman-ancaman itu semakin rentan merasuk kedalam sendi-sendi kehidupan negara dan parahnya lagi bisa mencuci otak warganegara.
ISIS adalah bukti sahih, dan fakta yang tak terbantahkan bahwa ancaman terhadap ideologi Pancasila ada di depan mata, begitu juga ancaman-ancaman radikalisme yang lainnya.
Serangan-serangan ISIS terhadap Pancasila merasuk dan menyeranta ke berbagai lini, seperti melalui jejaring internet masuk diantara aplikasi medsos atau sosialisasi dengan modus dakwah bertopeng agama yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan sering kali tak kasat mata, serta berbagai serangan dari berbagai ideologi yang lainnya.