Saya juga meminta tolong dibantu agar mobil dipinggirkan dan diputar balik arahnya, pikir saya kalau mobil pas turunan sambil nyalakan mesin lalu kopling sambil dilepas kayaknya masih bisa nyala.
Ternyata meminggirkan mobil yang mogok ditanjakan bikin repot, saya jadi tidak enak hati rasanya ketika melihat orang-orang yang membantu meminggirkan dan memutar balikan arah mobil sampai ngos-ngosan gegaranya.
Akhirnya, sesuai pemikiran diatas, mesin mobil bisa nyala, saya pun akhirnya sampai juga di rumah meski penuh rasa was-was saat perjalanan takutnya mesin mobil mati lagi.
Dan benar saja sesampainya di rumah memang saat mesin mobil dimatikan, aki memang sudah parah, mati total, cuman bunyi kecek-kecek saat mobil distater dan memang harus diganti.
Besoknya tukang bengkel yang sudah saya telpon mengganti aki mobil saya, yah lumayan juga sih harga aki keringnya sekitar 900 ribu-an plus segala ongkosnya.
Sekaligus juga saat itu saya bertanya pada tukang bengkel tersebut bagaimana tipsnya agar aki bisa awet, seperti yang dikatakannya yaitu,
Aki jangan dibiarkan mangkrak lebih dari 3 hari tanpa sedikitpun mobil beraktivitas.
Kondisi ini dapat membuat aki mengalami gangguan suplai kelistrikan, apalagi kalau mobil jarang sekali dipakai aki mobil justru jadi lebih cepat rusak.
Mobil yang jarang dipakai dan hanya dipanaskan saja, tidak akan cukup mensuplai listrik untuk mengisi ulang aki tersebut, dan ini menyebabkan battery cepat tekor dan drop.
Jadi katanya, jangan di diamkan lebih dari 3 hari tanpa aktivitas, mobil harus ada aktivitas minimal aktivitas jalan lebih dari 20 KM agar aki bisa mengisi suplai kelistrikan.
Audio, AC dan lampu kabin harus dalam kondisi OFF saat mobil mati.