Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sanggar Cempedak dan Mandai Goreng, Sajian Buka Puasa yang Nikmatnya Krenyes

11 Mei 2020   18:59 Diperbarui: 11 Mei 2020   18:50 1485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mandai goreng yang disandingkan tahu goreng | Dokpri


Buah Cempedak merupakan tanaman buah-buahan yang termasuk kedalam klan  famili Moraceae.

Sekilas tampilan buah cempedak ini mirip dengan buah nangka. Aroma dan keharumannya yang ditebarkan juga sekilas juga mirip buah nangka, yang membedakannya adalah aroma yang ditebarkannya lebih menusuk dari aroma buah nangka, atau selevel dengan buah durian.

Dari sumber yang penulis dapatkan tentang tanaman buah cempedak ini, rupa-rupanya berasal dari Semenanjung Malaya, dan menyebar luas mulai dari wilayah Burma, Thailand, dan sebagian Kepulauan Nusantara. 

Namun buah cempedak ini umumnya lebih banyak dan bisa beradaptasi dengan baik untuk tumbuh di pulau kalimantan, karena dapat menyesuaikan iklim yang ada di kalimantan.

Buah cempedak | Dokumen Pribadi
Buah cempedak | Dokumen Pribadi
Buah cempedak setelah dikupas kulit luarnya | Dokumen Pribadi
Buah cempedak setelah dikupas kulit luarnya | Dokumen Pribadi

Sehingga walaupun tak musim panen, atau sesuai musiman pada umumnya ditempat lain, kalau di Kalimantan, khususnya di Kaltim ini, maka kerapkali tanaman cempedak ini tetap bisa berbuah meski jumlahnya sedikit.

Kalau di Kaltim khususnya di Balikpapan buah cempedak ini kerap juga disebut buah Mandai, kalau di daerah lain di nusantara ini buah cempedak memiliki sebutan seperti buah tiwadak di Kalsel, nongko beurit di Sunda, Nongko Chino di Jawa dan sebutan lainnya.

Kenapa sering juga disebut sebagai buah mandai, sebab selain buahnya dibuat sanggar atau gorengan, ternyata kulit daging dari buah cempedak atau mandainya kata orang Balikpapan, juga bisa diolah sebagai makanan dan cemilan yang lezat.

Kebetulan dirumah saat beberapa hari lalu sempat bikin olahan buka puasa sanggar cempedak dan mandai goreng, memang sih kalau belum memasuki musim utamanya yaitu sekitar bulan November hingga Januari, buah cempedak ini agak sulit dicari dipasar buah atau pasar umum.

Kalau mau dapat buah ini bila tidak pada musim utamanya mesti datang ke kebunnya langsung, sebab kalau dikebunnya langsung biarpun belum musimnya masih ada saja beberapa pohon cempedak yang masih berbuah, sehingga karena pas istri pingin bikin olahan makanan cempedak ini maka penulis langsung datang ke kebunnya dan menemui si pemilik kebun untuk membelinya, untungnya buah cempedak ini memang ada, masih ada pohonnya yang berbuah.

Mau tau bagaimana olahan sanggar cempedak dan mandai buatan istri saya, ini dia;

Sanggar Cempedak.

Nah cara buatnya adalah, buka buah cempedak dengan diiris pisau, bukanya cukup pelan-pelan saja takutnya berodol, sebab buah ini tidak sekeras nangka dan durian kalau dibuka, lalu iris kulit cempedak, lalu buka dengan tangan dan ambil satu per satu buah cempedaknya.

Buah cempedak dan kulit daging (Mandai) |Dokumen Pribadi
Buah cempedak dan kulit daging (Mandai) |Dokumen Pribadi
Sanggar cempedak | Dokumen pribadi
Sanggar cempedak | Dokumen pribadi

Buat adonan tepung terigu tepung beras, vanili & air (jangan terlalu kental ataupun terlalu cair ), lalu aduk hingga rata, masukan juga gula, garam secukupnya dan telur 1 butir hingga 2 butir sesuai banyaknya buah cempedak, aduk hingga merata.

Setelah adonan jadi, masukan buah cempedak ke dalam adonan, di aduk lagi sampai rata dan terolesi semua lalu goreng dengan api kecil, setelah matang dengan warna keemasan maka sanggar cempedak siap disajikan.

Cemilan mandai goreng.

Iris kulit luarnya atau pisahkan dari kulit daging, lalu cuci bersih kulit daging cempedak dan pastikan juga agar tidak ada sisa buah muda yang masih menempel di sela-selanya, setelah itu tiriskan dari air.

Mandai goreng yang disandingkan tahu goreng | Dokpri
Mandai goreng yang disandingkan tahu goreng | Dokpri
Mandai goreng dan tahu goreng dikombinasikan dengan cocolan sambal | Dokpri
Mandai goreng dan tahu goreng dikombinasikan dengan cocolan sambal | Dokpri

Iris kecil-kecil lalu taburi garam pada kulit cempedak, banyaknya garam yang ditaburkan tergantung juga pada banyaknya kulit daging buah cempedak, lalu remas dan balurkan semuanya sampai rata.

Kemudian masukan ke dalam stoples atau wadah, masukan air secukupnya sampai semua daging buahnya terendam, taburi dengan garam lagi, lalu aduk rata dan biarkan atau disimpan dulu selama 3 hari.

Setelah tiga hari garam yang ditaburkan pada kulit daging cempedak sudah meresap, lalu siapkan juga bumbu bawang putih yang sudah diulek secukupnya dan langsung dibaluri dengan bumbu tersebut, dan terakhir mandai  digoreng dipenggorengan, setelah matang angkat dan tiriskan, mandai goreng siap disajikan.

Disajikan jadi tambahan lauk pauk juga bisa, boleh di kombinasi dengan cocolan sambal terasi dan disandingkan dengan tahu goreng, hmm makin nyam-nyam rasanya.

Buah cempedak bukan hanya enak dimakan, karena ternyata buah ini juga punya manfaat bagi kesehatan, dari beberapa sumber referensi tentang manfaat kesehatan buah cempedak ini, ternyata buah cempedak bisa juga untuk meredakan penyakit malaria, mengurangi kadar kolesterol dalam darah, hingga mengusir parasit, selain itu cocok juga buat program diet, karena buah ini memiliki sedikit sekali kandungan lemak.

Begitulah kira kira makanan lokal yang bisa disajikan untuk hidangan buka puasa ala saya dan istri, semoga bisa bermanfaat.

#Samber 2020 hari 15.

#Samber THR.


Sigit Eka Pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun