Selain itu, lapar mata soal makanan ini bisa jadi kebiasaan yang merugikan kalau tidak dapat diatasi atau dapat menahan diri.
Jadi sebenarnya kalau menurut penulis, maka lapar mata soal makanan ini agar hendaknya memang harus bisa dikontrol, seyogianya ketika lapar perut tidak harus mengikuti keinginan ketika lapar itu mempengaruhi pandangan mata ketika melihat makanan.
Janganlah juga gegara lapar mata jadi kelupaan, malah jadi terlihat serakah, malah jadi merugi karena justru pengeluaran jadi boros dan justru kelihatan kurang bersyukur.
Diakui atau tidaknya, maka lapar mata soal makanan ini, seringkali membuat sebuah rasa penyesalan yang selalu datangnya dibelakang.
Lapar mata soal makanan seringkali membuat kekhilafan ketika hasrat dan keinginan itu berubah jadi hawa nafsu yang tidak terkontrol.
Maka lapar mata soal makanan ini, tentunya tak harus atau jangan selalu dituruti, mengikuti atau mewujudkan apa yang nampak terlihat indah dan lezat dipandang oleh mata.
Karena belum tentu semua yang nampak indah dan lezat dipandangan mata untuk dimakan itu saat benar-benar dimakan dapat sesuai selera dan diterima oleh perut.
Begitu juga lapar mata soal beli makanan yang nampaknya kelihatan enak semua, sehingga saat melihat makanan ini rasanya ingin dibeli semua secara berlebihan.
Karena belum tentu saat semua makanan yang telah terlanjur dibeli tersebut ketika disajikan dapat habis dimakan.
Lebih baik beli secukupnya saja, yang sekiranya saat disajikan dapat habis dimakan dan daripada juga jadi mubazir dan jadi menyesal.
Semoga bermanfaat.
Sigit Eka Pribadi.