Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kosongnya Masjid dan Balada Kaum Marbot Marbot di Tengah Pandemi

27 April 2020   00:31 Diperbarui: 27 April 2020   09:58 953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak wabah korona menjadi pandemi dihampir seluruh dunia ini, ternyata juga turut memberikan dampak pada sebagian besar masjid-masjid.

Masjid yang setiap harinya ramai dikunjungi para umat muslim yang hendak menunaikan ibadah sholat harus sepi ataupun kosong, karena ada imbauan pemerintah bahwa selama masih masa darurat bencana nasional akibat pandemi korona ini mengharuskan umat agar ibadah sholat dilakukan dirumah.

Semakin bertambah sedih rasanya, karena hingga memasuki bulan suci ramadhan, ternyata pandemi korona masih terjadi dan tak kunjung betakhir, umat muslim tak dapat menunaikan sholat tarawih berjamaah dan tadaruz di masjid.

Bahkan, menurut pemerintah kondisi pandemi korona ini diprediksikan bakal bisa berlangsung hingga hari raya idul fitri atau lebaran nanti.

Sehingga pelaksanaan sholat eid berjamaah dalam rangka idul fitri ini bila masih diliputi pandemi korona kedepannya juga bakal ditiadakan.

Siapa yang tak sedih dan tak akan meneteskan air mata, melihat dan merasakan keprihatinan kondisi akibat pandemi korona ini.

Betapa semakin memprihatinkan, ternyata kondisi pandemi korona ini juga menyebabkan kosongnya kondisi kas sebagian besar masjid.

Sebab kas masjid ini yang biasanya berasal dari infaq ataupun sedekah yang didonasikan oleh para jemaah yang menunaikan ibadah di masjid, ternyata tak lagi bisa di dapatkan.

Ternyata imbas dari diberlakukannya kebijakan larangan kegiatan ibadah di rumah ibadah oleh Pemerintah, berpengaruh juga pada semakin kosongnya kas masjid.

Otomatis semenjak sepinya dan kosongnya masjid karena imbauan ibadah dirumah oleh Pemerintah tersebut, tak ada lagi pemasukan yang didapat bagi kas masjid.

Padahal masjid juga harus mengeluarkan biaya operasional untuk membayar tagihan biaya listrik dan air, belum lagi harus memberi honor kepada para imam masjid hingga kaum marbot masjid dan pengurus masjid lainnya serta biaya operasional lainnya.

Akhirnya banyak juga masjid yang harus dengan terpaksa memberhentikan imam dan kaum marbot masjid karena sudah tidak lagi memiliki persediaan uang kas untuk membayar honor mereka.

Tapi apa hendak dikata, memang beginilah adanya, sebab beribadah secara berjamaah di masjid memang rentan dan berpotensi menularkan virus korona.

Namun semoga saja terkait dengan semakin berkurangnya dan kosongnya kas sebagian besar masjid ini, dapat menggugah simpati umat muslim ataupun pihak pemerintah dan pihak lainnya untuk segera dapat mencari solusinya.

Pemerintah mungkin bisa memberi bantuan donasi bagi masjid yang sedang mengalami kekosongan kas, atau mungkin juga dari umat muslim sendiri yang berikhlas hati menyumbangkan seikhlasnya bantuan bagi masjid.

Mungkin juga dalam hal ini, pengurus masjid bisa mengedarkan surat untuk permohonan donasi seikhlasnya yang didistribusikan kepada warga sekitar misalnya.


Atau bisa juga melalui peran RT/RW masing-masing yang ada disekitar kompleks masjid untuk menggalang dukungan donasi dana seikhlasnya dari warga bagi kas masjid.

Yang pasti sebagian besar masjid saat pandemi korona ini juga sedang kesusahan dan turut terdampak, serta sangat berharap bantuan dan uluran tangan orang-orang dermawan dalam rangka membantu biaya operasional masjid.

Sehingga juga amat berguna bagi para marbot, yang selama pandemi ini juga turut terdampak, karena ada harapan mendapat bantuan bagi penghidupannya.

Entah sampai kapan pandemi korona ini terjadi dan kapan akan berakhir, yang jelas doa dan harapan penulis yang tentunya juga menjadi doa dan harapan bersama agar musibah bencana nasional pandemi korona ini segera berakhir.

Bagi penulis pribadi, selama masa prihatin pandemi korona ini, ternyata dalam menunaikan ibadah yang dilakukan dirumah ini ternyata juga semakin mengkhusyukan penulis, termasuk selama ramadhan ini.

Meski terkadang harus bersedih hati, dan rindu sholat berjamaah dimasjid, rindu silaturahmi dengan tetangga di masjid, namun ya sudahlah, ini memang demi keselamatan dan kemaslahatan bersama, demi memutus penyebaran virus korona.

Semoga saja pandemi korona ini segera berakhir, semoga bumi ini bisa segera sembuh kembali, sehingga masjid bisa ramai kembali dipenuhi umat muslim yang berjamaah memenuhi saf-saf ibadah sholat, berlalulah pandemi korona, segera hilanglah dari muka bumi ini.

Semoga pandemi korona ini segera berakhir. Amin.
Sigit Eka Pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun