Lalu, bagaimana agar bisa tetap nyaman di zona pekerjaan yang sekarang tapi ketika ada kebijakan rotasi ataupun mutasi pekerjaan, karyawan tetap bisa menemukan taste ataupun zona nyamannya juga pada posisi pekerjaan yang baru?
Tentu boleh saja karyawan menikmati zona nyaman pada pekerjaannya karena sudah menemukan passion atau sudah cocok dan sehati pada satu bidang pekerjaan yang diembannya, tapi kesadaran yang tinggi tentang antisipasi kalau-kalau tetiba harus berganti posisi pekerjaan sangat perlu jadi visi pada rencana timeline pekerjaan dikemudian hari.
Karyawan harus punya pemikiran yang realistis seperti, andaikata saya nanti di pindah dan di rotasi bagaimana ya, andaikata saya di tempatkan pada posisi pekerjaan yang lain bagaimana ya, siap tidak kira-kira, bisa tidak untuk meminta agar tidak dirotasi, bisa tidak melobby pimpinan agar tidak dirotasi, kalau tidak bisa bagaimana ya, soalnya kan kantor yang punya kebijakan.
Ya, contoh pemikiran realistis seperti inilah yang kira-kira dapat menjadi pertimbangan sebagai rancangan visi jauh kedepan, karena terlalu optimis terlena pada zona nyaman pekerjaan terkadang membuat karyawan sedikit terlupa untuk berpikir realistis bila kedepan menghadapi realita harus kena rotasi dari pekerjaannya.
Sehingga karyawan diharapkan dapat mempunyai rencana pada timeline pekerjaannya kedepan dan menyiapkan visi masing-masing sebagai bekal persiapan bila sewaktu-waktu kantor ditempat para karyawan bekerja menerapkan kebijakan untuk merotasi posisi pekerjaan karyawannya.
Tentu banyak jenis bidang pekerjaan yang ada dikantor, maka tidak ada salahnya seorang karyawan menambah wawasan sebagai rancangan visi, seperti seandainya saya ditempatkan diposisi keuangan, di posisi personalia.
Atau di posisi lainnya saya harus apa, saya harus bagaimana, sehingga ada gambaran dan bekal kedepan kalau suatu saat nanti dirotasi atau dimutasi diantara posisi posisi pekerjaan lainnya yang ada dikantor minimal karyawan sudah ada persiapan.
Akan sangat bermanfaat sekali, kalau karyawan punya rancangan yang visioner dan rencana timeline beberapa langkah kedepan, sehingga ketika suatu saat harus meninggalkan zona nyaman pekerjaan karena dirotasi atau dimutasi, akan sangat mudah untuk melepaskannya dan bisa jadi akan lebih menemukan taste dan passion yang lebih baik daripada dibidang pekerjaan sebelumnya.
Jadi kesimpulannya, kalau karyawan merasa sudah sehati sesuai passion dan menemukan zona nyaman pada suatu pekerjaan itu adalah suatu kewajaran, tapi janganlah terlupa atau terlampau optimis karena tidak selamanya zona nyaman pada pekerjaan tersebut akan permanen.
Maka berpikir antisipatif dan realistis mengenai rancangan yang visioner serta merencanakan timeline sebagai bekal diri dikemudian hari adalah sesuatu hal yang perlu dipersiapkan, sehingga ketika suatu harus dirotasi atau dimutasi meninggalkan zona nyaman pada pekerjaan, karyawan sudah on fire atau siap menerima realita tersebut.
Semoga bermanfaat.
Sigit Eka Pribadi.