Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Soal AS Coret Indonesia, "Warning" Pertemanan dengan Tiongkok

28 Februari 2020   07:27 Diperbarui: 28 Februari 2020   07:25 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Artikel | CNN Indonesia

Dicoretnya Indonesia oleh Amerika Serikat dari deretan daftar negara berkembang mereka, ternyata cukup mengejutkan.

Menurut penilaian dan alasan dari Amerika Serikat, dengan melihat berbagai proses perkembangan kemajuan yang berlangsung, maka Indonesia telah bertransformasi menjadi negara maju.

Padahal secara umumnya kalau mau jujur, bila dilihat secara realitanya, tentu masih dirasa belum cukup, karena kalau dinilai dan dilihat dari berbagai sisi, apalagi dari kondisi ekonomi Indonesia, masih belumlah cukup untuk mengkategorikan Indonesia sebagai negara maju.

Lalu, cukupkah alasan Amerika Serikat tersebut, apakah ada latar belakang lainnya, ada apakah sebenarnya dibalik pencoretan Indonesia sebagai negara berkembang dari list negara adi kuasa tersebut.

Tentunya, Indonesia layak berbangga bila pihak Amerika Serikat memberikan penilaian dan memberi pengakuan bahwa Indonesia sudah dikategorikan sebagai negara yang sudah maju.

Namun sebentar dahulu, Indonesia jangan terlalu euforia dulu, karena perlu juga diwaspadai, pasti ada alasan yang kuat kenapa Amerika Serikat melakukan hal tersebut.

Tentu Amerika Serikat begitu sangat mengetahui, bagaimana kedekatan pertemanan Indonesia dengan Tiongkok, berbagai kerjasama dan investasi telah terjalin dengan baik antara Indonesia dengan Tiongkok.

Bahkan hampir sebagian besar lahan kerjasama dan investasi yang ada di Indonesia, diberikan ataupun diembat oleh Tiongkok, tidak terlalu banyak kerjasama dan investasi yang di jalin dengan Amerika Serikat.

Bagi Amerika Serikat, Tiongkok adalah seteru dan pesaing berat, karena seperti yang di ketahui, bagaimana begitu sengitnya panggung pertarungan kedua negara ini dalam perang dagang yang mereka kobarkan.

Inilah nampaknya yang menjadi alasan kuat dari Amerika Serikat untuk mencoret Indonesia dari daftar negara berkembang mereka, karena ada hubungan pertemanan yang begitu dekat antara Indonesia dengan Tiongkok.

Bisa jadi, bila jalinan pertemanan antara Indonesia dan Tiongkok tidak terlalu dalam, serta iklim investasi di Indonesia dapat merata dan tidak terlalu didominasi oleh Tiongkok.

Maka Amerika Serikat tentu akan berpikir dua kali untuk mencoret Indonesia dari deretan daftar negara berkembang mereka dan akan sangat berpikir terkait untung maupun rugi, bila harus melepaskan berbagai peluang investasinya di Indonesia,

Pastinya, dengan dicoretnya Indonesia oleh Amerika Serikat dari list mereka, maka otomatis bergulirnya dana investasi dari Amerika Serikat akan semakin terbatas dan menipis, bahkan mungkin, kerjasama yang selama ini masih terjalin dengan Indonesia akan banyak yang di akhiri atau tidak diperpanjang lagi.

Pihak Amerika Serikat kedepannya pasti akan sangat selektif, ataupun akan berlaku sangat pelit, penuh perhitungan dan pertimbangan untuk membuka keran ataupun menggelontorkan Investasi ke Indonesia.

Sehingga boleh diduga dalam hal ini, Amerika Serikat juga telah mengkategorikan Indonesia sebagai seteru dan pesaing, dan memblaklist Indonesia karena telah menjadi sekutu bagi Tiongkok.

Karena Amerika Serikat, telah menyadari, bahwa ada yang tidak beres dengan iklim investasi di Indonesia. Ada Indikasi pilih kasih karena Tiongkok begitu di anak emaskan oleh Indonesia.

Inilah yang seyogianya yang menjadi warning atau peringatan, dan tentu perlu jadi perhatian pemerintah, bagaimana pemerintah mesti lebih ekstra penuh pertimbangan, dalam menjaga keseimbangan iklim investasi di dalam negeri.

Tidak menutup kemungkinan, negara lainnya akan berlaku sama seperti Amerika Serikat, mencoret Indonesia dari list mereka, apalagi kalau negara negara tersebut adalah sekutu Amerika Serikat.

Sehingga kalau sudah begini, Indonesia harus berbesar hati, bila keran keran investasi dari negara lainnya juga akan banyak tertutup rapat bagi Indonesia.

Namun, semua telah diputuskan oleh Amerika Serikat, apakah ini juga akan diberlakukan juga oleh negara lainnya, semua akan terlihat seiring waktu berjalan.

Oleh karenanya, agar kiranya pemerintah dapat mengevaluasi, tentang bagaimana menjaga pemerataan dan keseimbangan iklim Investasi, jangan hanya terlalu didominasi dan bergantung pada Tiongkok.

Tapi, semua ini bergantung pada pemerintah, tentang bagaimana memberlakukan iklim investasi Indonesia.

Jadi, dengan dicoretnya  Indonesia dari list Amerika Serikat, maka Indonesia mesti bersiap siap bertahan dan bergerak, menghadapi semakin beratnya tantangan ekonomi global, jangan sampai Indonesia tergilas dari persaingan ekonomi global itu.

Semoga bermanfaat.
Sigit Eka Pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun