Jangan Jauh-jauh Silaturhami Dulu, Kalau ke Tetangga Terdekat Saja Enggan Silaturahmi.
Dalam kehidupan ini, kita tentunya pernah atau sering berkunjung untuk silaturahmi ke tempat saudara, kerabat, ataupun teman.
Bahkan jauhnya jarak yang ditempuh sekalipun terkadang tak mengurungkan niat kita untuk tetap dapat berjumpa bersilaturahmi dalam rangka mempererat tali persaudaraan.
Tapi sebentar dulu, sebelum jauh-jauh silaturahmi, perlu juga kita mengingat, sudahkah kita silaturahmi ke tetangga terdekat atau tetangga sekitar kita?
Berapa kalikah kita pernah silaturahmi ke tetangga sebelah, depan maupun belakang rumah, seberapa kalikah kita pernah bertegur sapa, seberapa dekatkah hubungan sosial kita pada tetangga sekitar kita itu?
Ya, tidak dipungkiri, dengan kian majunya peradaban zaman yang semakin kekinian atau moderen, dan didukung juga dengan semakin mewabahnya perilaku pragmatisme di dalam masyarakat.
Nampaknya kini kita seringkali sedikit terlupa, secara sadar maupun tidak sadar, kita justru lalai, malah mengabaikan lingkungan sosial sekitar kita, termasuk juga untuk hanya sekedar bertegur sapa kepada tetangga sekitar kita dan sedikit enggan menjalin silaturahmi kepada tetangga terdekat kita.
Padahal, meskipun secara langsung kita tidak memiliki hubungan pertalian sanak famili sekalipun kepada tetangga, tapi justru tetangga terdekat kita inilah kerabat terdekat kita yang sebenarnya.
Kenapa?
Ya, karena faktanya, tetangga terdekat kita lah yang paling bisa kita mintai tolong bila sekiranya pada saat-saat tertentu kita sedang membutuhkan pertolongan, tetangga terdekat kita lah sebenarnya yang paling bisa mengerti diajak untuk saling pengertian dan kompromis.
Tetangga terdekatlah yang bisa kita titipi rumah ketika kita sekeluarga bepergian jauh, tetangga terdekatlah yang paling bisa kita mintai tolong bila kita ada hajatan, dan banyak lagi hal-hal lain yang tentunya saling terkait dengan tetangga terdekat kita.