Pemerintah Indonesia telah secara resmi memutuskan tidak akan memulangkan ISIS Eks-WNI kembali ke Indonesia. Bahkan Presiden RI Jokowi secara tegas menyatakan, akan melakukan tindakan cegah tangkal terhadap ISIS Eks-WNI bila mereka tetap nekad menerobos masuk kembali ke Indonesia.
Benar sekali, dalam hal ini langkah pemerintah sudah sangatlah tepat. Tanggung jawab keselamatan dan keamanan seluruh bangsa ini adalah yang paling utama.
Apalagi, hampir seluruh Warga Negara Indonesia, memberikan respons yang sangat keras, menolak para ISIS Eks-WNI ini, kembali pulang ke Indonesia. Karena bila mereka ini kembali pulang, pasti juga akan ada konflik dan ini tidak bisa dikesampingkan begitu saja.
Ini juga bukan berarti pemerintah takut terhadap tantangan menghadapi radikalisme dan terorisme, tapi justru ini adalah menyangkut kewaspadaan dan ketahanan nasional dalam rangka memberantas radikalisme dan terorisme.
Karena ada potensi risiko yang sangat berbahaya terkait ISIS Eks-WNI ini dan sangat wajar bila suatu negara harus tegas terkait berbagai potensi risiko yang sangat berbahaya tersebut.
Pemerintah juga bukannya ambivalen atau terkesan lepas tanggung jawab dan buang badan semata soal ISIS Eks-WNI ini. Tentunya pemerintah telah memikirkan untung dan ruginya terhadap berbagai pertimbangan risiko.
Meskipun ada sorotan-sorotan terhadap Indonesia terkait HAM, yang jelas pemerintah Indonesia pastinya sudah memiliki dasar dan pondasi yang kuat untuk dapat memberikan alasan-alasan yang berdasar, bila harus dibenturkan dengan HAM.
Karena tidak akan mungkin pemerintah Indonesia sangat berani mengambil keputusan terkait ISIS Eks-WNI, tanpa adanya alasan yang berdasar.
Meskipun, terkait keputusan tersebut, masih ada sedikit pertimbangan bersyarat menyangkut anak-anak dari anggota ISIS Eks-WNI, yang masih ada peluang untuk diambil dan dipulangkan ke Indonesia.
Memang, ada beberapa pertimbangan terkait anak-anak anggota ISIS Eks-WNI, tapi kembali lagi, pemerintah mesti mempertimbangkannya lebih mendalam dan harus tetap ekstra hati-hati.
Walaupun anak-anak mereka perlu dikasihani tapi belum tentu mereka tidak membawa risiko-risiko paham ideologi ISIS di belakang waktu kemudian.