Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pentingnya Meliterasikan Sejarah di Antara Minimnya Minat dan Pemerhati Sejarah

30 Januari 2020   21:25 Diperbarui: 1 Februari 2020   03:41 1547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: ilustrasi sejarah Indonesia (istw)

Pentingnya Meliterasikan Sejarah di Antara Minimnya Minat dan Pemerhati Sejarah.

Dalam suatu negara, sejarah sangatlah penting, karena merupakan bagian dari alat pertahanan negara, dan juga menjadi bagian dari jati diri dan kepribadian bangsa serta sebagai guru terbaik bagi kehidupan bangsa.

Sejarah itu biasanya dituturkan, dituliskan ataupun diliterasikan melalui pitutur yang berdasarkan data, bukti dan fakta sejarah dan kesaksian langsung sebagai pelaku sejarah dan saksi sejarah, ataupun pitutur secara turun temurun oleh para sejarawan dalam meliterasikan kisah masa lampau perjalanan kehidupan suatu bangsa.

Literasi sejarah yang dituliskan dan dituturkan oleh para sejarawan haruslah jujur yang terformulasi dalam tradisi dan budaya serta nilai-nilai luhur kearifan lokal bangsa dan harus tercatat dalam arsip nasional.

Namun sayangnya, saat ini di Indonesia, sudah terasa begitu minimnya minat perhatian dan ketertarikan masyarakat terhadap literasi sejarah bangsanya sendiri. Padahal sejatinya, masyarakat adalah bagian dari sejarah itu sendiri.

Kebanyakan sekarang ini, pemahaman masyarakat terhadap sejarah lebih kepada sejarah populer, yang didasarkan pada cerita cerita dongeng dan legenda, yang cenderung bukan ilmiah.

Sehingga minimnya minat masyarakat dan generasi muda saat ini untuk mempelajari dan melestarikan literasi sejarah bangsanya sendiri patut disayangkan dan semakin menjadi keprihatinan.

Kondisi tersebut semakin dibarengi juga dengan kondisi agak kurangnya jumlah sejarawan dan lambannya proses regenerasi sejarawan.

Ditambah lagi adanya polemik, tentang penuturan dan penulisan literasi sejarah yang ternyata kerap kali menjadi perdebatan dan pertentangan yang menuai pro maupun kontra.

Polemik tersebut bisa disebabkan karena, kurangnya persamaan persepsi maupun sudut pandang diantara para sejarawan sendiri, ataupun pihak pemerintah dan inilah juga yang menyebabkan munculnya potensi bibit bibit deliberasi maupun delusi didalam masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun