Semakin kompleksnya perkembangan resiko asuransi, maka asuransi juga memiliki peran yang cukup besar di dalam pertumbuhan ekonomi dan pembangunan.
Perkembangan tersebut juga menunjukan pengaruh yang signifikan, bahwa tingkat kepercayaan masyarakat terhadap produk asuransi sangat baik.
Karena semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya asuransi dan menginginkan jaminan/perlindungan terhadap berbagai macam resiko yang akan mereka hadapi kelak di masa yang akan datang.
Namun Ketika kepercayaan masyarakat terhadap produk produk asuransi mulai terbangun dan tercipta, tetapi disatu sisi masyarakat harus dihadapkan realita dugaan skandal korupsi di perusahaan asuransi yang di kelola oleh negara.
Seperti dugaan kasus korupsi yang terjadi di PT. Jiwasraya yang akhirnya mebuat kondisi gagal bayar terhadap polis asuransi para nasabahnya, bahkan PT. Asabari yang mengelola aset dana para prajurit/PNS TNI diduga turut terseret dalam skandal kasus korupsi.
Sungguh sangat miris dan prihatin dengan keadaan ini, begitu sangat tega para oknum oknum yang terlibat didalam dugaan skandal korupsi perusahaan asuransi tersebut memainkan dana nasabah dengan seenak "udelnya" (pusarnya) sendiri.
Aset dana nasabah yang di investasikan lewat saham, justru dijadikan bancakan, investasi saham yang dilakukan tidak etis dan tidak masuk akal, aset nasabah di investasikan untuk saham gorengan atau saham ecek ecek dengan tujuan yang tidak jelas.
Padahal sudah tahu saham saham gorengan adalah saham sakit dan merugi, tapi tetap saja diinvestasikan di situ, aneh sungguh sangat aneh, entah apa yang merasuki benak para oknum yang memainkannya, tapi yang jelas kalau dianalisis, maka niat korupsi lah yang telah merasuki para oknum di Jiwasraya.
Yang pasti nasabah sangat tidak terima dengan perlakuan ini dan negara harus wajib bertanggung jawab mengembalikan dana nasabah, dan mempertanggung jawabkannya kepada nasabah dan mengusut para pelaku yang terlibat didalamnya sesuai hukum yang berlaku.
Karena dalam skandal korupsi dugaan kasus asuransi Jiwasraya dan mungkin juga di Asabri, tentu yang sangat dirugikan dan merana adalah nasabahnya.
Tentunya wajar ada dampak kekhawatiran ketakutan akan kehilangan sejumlah dana yang diinvestasikan dan trauma terhadap produk produk asuransi menyelimuti diri para nasabah, sehingga untuk membangun kepercayaan kembali pada produk asuransi jadi cukup sulit tercipta.