Dalam berbagai riwayat yang ada didalam biografi-biografi nabi Muhammad SAW, ternyata banyak dikisahkan bahwa masa kepemudaan Nabi Muhammad SAW dipenuhi dengan kehidupan yang positif dan produktif, serta sosok fenomenal sebagai pemuda hebat pada masanya.
Kehebatan Kanjeng Nabi Muhammad SAW yang langsung digambarkan dalam kitab suci Alquran sebagai pemilik akhlak yang luhur, dalam mencapai proses kemuliaan dan kecintaan yang didapat dari umatnya, kehormatan yang didapat dari lawan, serta gelar manusia terbaik tersebut tidak begitu saja didapatkan dalam waktu sehari.
Tetapi telah melewati berbagai proses pembentukan karakter yang panjang, sejarah masa muda Rasulullah membuktikan, bahwa semenjak beliau muda Rasulullah sangat dikenal memiliki etos kerja yang sangat tinggi.
Hampir sebagian masa mudanya dihabiskan untuk belajar mengisi hidup yang bermanfaat dan bekerja keras, seperti saat beliau menjalani pekerjaan menjadi penggembala kambing dan berdagang.
Dua pekerjaan yang terlihat sederhana ini, ternyata membentuk karakter kuat yang menjadikan beliau pemimpin hebat, beliau menjalaninya dengan penuh kesabaran, keamanahan, ketekunan, kejujuran dan kepemimpinan.
Seperti yang diceritakan dalam berbagai biografi saat saat beliau bekerja sebagai pedagang, kejujuran dan jiwa kepemimpinan dalam berdagang atas pedagang-pedagang lain, menyebabkan banyak pedagang besar yang percaya dan suka berbisnis dengan jaringan dagang dengan beliau.
Rasulullah Kanjeng Nabi Muhammad SAW sejak muda sudah dikenal memiliki prinsip yang kuat dan tidak mudah goyah. Memang, Ketika muda, bukan tidak ada godaan yang datang, namun pendirian untuk mengutamakan melakukan hal-hal positif dibandingkan dengan hal-hal yang kurang bermanfaat ditegaskan dalam prinsip hidup beliau.
Sejarah juga mencatat bagaimana pada usia muda sekitar 20an tahun beliau sudah berperan dan terlibat dalam upaya diplomatik yang melahirkan perjanjian damai Hilful Fudhul antara suku Kinanah dan Qais.
Kemudian Pada usia 35 tahun, beliau mampu hadir sebagai penengah konflik antar suku yang berebut untuk menjadi peletak Hajar Aswad setelah dirombak.
Namun potensi konflik dan kekacayan terbuka ini pada akhirnya berhasil dicegah dan pada akhirnya semua pihak merasa mendapat peran sebagai peletak batu Hajar Aswad.
Dari peristiwa inilah beliau diberi gelar super Al-Amin atau orang tepercaya, sebuah gelar hebat yang diberikan kepada orang yang benar-benar mendapatkan kepercayaan masyarakat di tengah sulitnya mencari orang yang dapat dipercaya menyelesaikan masalah pada masa itu.