Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Semoga Esok Ku Jumpai Purnama

20 Juli 2019   19:44 Diperbarui: 20 Juli 2019   19:52 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustarsi | Pxhere.com


Temaram senja mulai turun di punggung bukit.Perlahan kabut tipis mulai beranjak menebal iringi malam. 

Di kala itu waktunya purnama.
Aroma kopi panas yang berpadu dalam secangkir gelas menjadi teman karibku di pendopo sebuah gubuk.

Uap panasnya mulai mengalir menyatu dengan udara dingin yang mulai menusuk ke tulang.

Setiap tegukan demi tegukannya menghalau rasa dingin yang semakin membelenggu tubuh.
Membuat rasa ingin beranjak pergi.

Namun belum saatnya untuk beranjak pergi.
Karena purnama belum juga tiba.
Secangkir kopi tinggal separuh dan mulai dingin.
Kabutpun semakin tebal melukis langit. 

Membuat purnama seolah tak ingin menampakan dirinya.

Kuhabiskan kopi dinginku dan beranjak pergi.
Biarlah esok malam lagi ku nanti purnama.
Semoga esok ku jumpai purnama yang indah.

Sigit.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun