Seperti diketahui kerusuhan yang meletus pada 21-22 Mei lalu memakan korban meninggal dunia. Banyak yang menyayangkan hal ini bisa terjadi.
Terlepas dari pro dan kontra, mereka salah atau benar dari keterkaitan mereka dengan kerusuhan, namun yang jelas mereka para korban meninggal dunia adalah manusia,tetaplah mereka adalah saudara kita sebangsa dan setanah air.
Seperti diceritakan oleh sirah Nabawi di mana menjelang wafatnya Nabi Muhamad SAW Â yang dikhawatirkan olehnya bukanlah keadaan dirinya yang mendekati ajal. Tetapi, umatnya,bagaimana nanti kondisi umatku, wahai umatku, umatku.
Nabi Muhamad mengajarkan memanusiakan manusia. Sebab, titik temu di antara sekian perseteruan di tengah-tengah kita tak lain adalah bahwa kita harus menyadari kalau kita ini sama-sama manusia. berbagai agama lainnyapun sama juga mengajarkan bagaimana tentang cinta kasih tentang memanusiakan manusia.
Seperti yang terjadi saat kerusuhan 21-22 Mei lalu ada korban meninggal dunia, maka sudah selayaknya kita patut memberikan dukungan simpati dan doa, terlepas dari perusuh atau bukan, bukannya malah dihujat, disalahkan dan dihakimi di medsos, karena yang pasti semua itu menyisakan kepedihan dan kesedihan, nyawa yang melayang begitu saja.
Banyak yang mengomentari minor korban yang meninggal seolah ini melegitimasi ironi tenrang ketidakmanusiaan yang tidak adil dan tidak beradab, miris sekali dengan kondisi ini.
Kemudian yang juga menjadi banyak pertanyaan adalah, mengapa perlakuan ini serasa tidak adil, disatu sisi diberitakan adanya santunan bagi pedagang yang harta bendanya hilang akibat kerusuhan, namun kepada yang meninggal tidak sama perlakuannya.
Padahal dilihat dari sisi kemanusiaan maka yang meninggal inilah yang lebih patut disantuni dan diperhatikan, diberikan dukungan keluarganya, motivasi dan pengertian agar tetap tegar tentang apa yang menimpa keluarga tersebut.
Seyogyanya lebih bijak dan kesampingkan dahulu status mereka sebagai siapa, pandang dari sisi kemanusiaanya, ini akan lebih elegan dan manusiawi. Para korban yang meninggal ini adalah manusia dan tetap bagian dari rakyat.
Bercermin dari ini, marilah kita masuk lebih jauh lagi dalam hati nurani, marilah kita teladani ajaran agama masing masing yang saling mengasihi antara umat manusia dan memanusiakan manusia. Semoga bermanfaat.
Sigit.