Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Reformasi 21 Tahun Yang Lalu Dalam Ingatan

12 Mei 2019   22:29 Diperbarui: 13 Mei 2019   22:49 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Reformasi 1998 | Tempo.co.id

Saat itu hampir jam 5 di sore hari, saya dan teman, bertiga dari Kaltim bergabung dengan rekan mahasiswa lainnya dari seluruh pelosok Nusantara berada di Jakarta, saat itu kami berada di seputaran kampus Trisakti, sudah beberapa hari kami di Jakarta untuk bergabung dengan mahasiswa yang lain dalam rangka reformasi. 

Rencananya kami akan ikut serta dengan rekan mahasiswa Trisakti dan Mahasiswa lainnya untuk long march ke gedung MPR/DPR saat itu kami berupaya menemui rekan Hendriawan Mahasiswa dan Aktivis Trisakti asal Balikpapan yang akan menerima kami di sekitaran Kampus.

Namun saat itu suasana demonstrasi rekan-rekan Mahasiswa tiba-tiba berubah total, aparat Kepolisian  mulai represif dan merangsek masuk dan tak lama suasana makin panas dan akhirnya chaos terjadi.

Polisi dan Brimob dengan motor besar tiba-tiba datang dan merangsek masuk, dan aparat keamanan yang lain turut menembakkan gas air mata dan peluru dari senjata-senjata mereka,  daya ingat saya masih dapat mengingat suasana saat itu, bunyi desingan peluru beradu tembakan gas air mata mengenai dan menghujani area kampus Trisakti saat itu.

Saya lihat rekan-rekan mahasiswa berhamburan, sayapun berusaha meloloskan diri, saat itu saya dan teman saya bertiga malah lari keluar kampus Trisakti, sayup-sayup saya dengar teriakan "ada yang tertembak ada yang tertembak peluru tajam." Demikian teriakan itu.

Saya makin panik sekelompok polisi berusaha mengejar kami bertiga, saya juga lihat ada aparat yang menembak dari fly over dan saya teriak pada rekan, lari terus jangan pisah jangan berhenti ujar saya pada rekan saya.

Berlari secepat mungkin dan selamat itulah pikiran kami bertiga saat itu, untunglah kami beruntung berhasil lolos dari kejaran polisi tidak salah jalan berjumpa barikade lapisan kedua, kami berhasil bersembunyi disekitar kompleks Mall disekitar situ, saya lupa nama mallnya.

Kami menunggu waktu yang memungkinkan untuk keluar dari area konflik namun hingga malam hari sekitar jam setengah sembilanan suara-suara tembakan masih terdengar di seputaran area Trisakti. Hal ini mengurungkan niat kami untuk keluar dan tetap bertahan dan bersembunyi sementara waktu di sekitaran mall.

Saat jam 12 an Malam suasana mulai agak sepi kami baru berani keluar, perut sudah lapar kami mau cari makan tapi sekitar situ sudah tak ada yang jualan, dengan kondisi lapar kami terus berjalan sambil tetap waspada karna saat itu begitu mencekamnya kawasan itu.

Saya mengajak teman saya untuk ke Bekasi saja tempat keluarga saya saja di Pekayon untuk lebih aman, tidak usah kembali ke Asrama perwakilan Balikpapan, dan teman pada setuju.

Waktu sudah menunjukan hampir jam satu malam, kami mencari-cari bus namun tak ada yang melintas, namun tak lama ada taksi blue bird melintas, kami hentikan taksi itu dan menyampaikan maksud tujuan kami untuk ke Bekasi, supir setuju.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun