Betapa Mahalnya Pesta Demokrasi Pemilu 2019 di Indonesia, bicara mahal bukanlah bicara setumpuk biaya yang dihabiskan yang katanya telah menelan anggaran kurang lebih 25 Trilyun Rupiah akan tetapi Pemilu kali ini harus dibayar sangat mahal karena Indonesia harus prihatin Nasional.
Mengapa bisa begitu Mahal?
Seperti diketahui perhelatan Pemilu Pileg dan Pilpres 2019 telah usai, dan ini pertama kali dalam sejarah Pemilu Indonesia dalam pelaksanaan Pileg dan Pilpres di jadikan satu even namun dibalik suksesnya pelaksanaan Pemilu 2019 tersebut yang paling mencolok dan menjadi sorotan adalah pemilu tersebut menyisakan keprihatinan Nasional dan duka yang mendalam karena harus dibayar sangat mahal akibat melayangnya ratusan nyawa para petugas Pemilu dan Aparat pengaman Pemilu dan inipun merupakan catatan sejarah baru dalam pelaksanaan Pemilu.
Yang jadi pertanyaan adalah mengapa hal ini bisa terjadi?
Dalam Pemilu kali ini yang menjadi penyebab utamanya adalah ketika dua proses pemungutan suara yaitu pilpres dan pileg di kombinasikan dalam satu even. Pasalnya dua even besar ini bukanlah even sederhana.
Pemilu kali ini membutuhkan kesiapan secara optimal dan maksimal dari segala sisi baik logistik Pemilu, Kondisi geografis dan termasuk Sumber Daya Manusia para penyelanggara Pemilu, sehingga pada Pemilu kali ini, SDM dituntut kerja keras yang ekstra dalam mencurahkan segala kemampuanya baik fisik dan pikiran.
Di tilik dari SDM nampaknya pihak yang berwenang dalam penyelenggaraan Pemilu kali ini lalai memprediksikan potensi-potensi terjadinya beberapa kerawanan Pemilu tentang  kualitas SDM penyelenggara hingga akhirnya terungkap peristiwa gugurnya ratusan petugas Pemilu dan Aparat pengaman Pemilu.
Setelah kejadian baru ramai dibahas dan dilakukan evaluasi dengan melakukan Rikes dan uji kesiapan lainnya. Ini jadi pertanyaan publik mengapa kok baru sekarang dilakukan? Apakah sebelumnya tidak dilakukan?
Hal ini jadi suatu fakta yang tak terbantahkan yang berujung kesimpulan opini publik bahwa pihak penyelenggara dianggap lalai,penyelenggara Pemilu terlalu terburu-buru menyeleksi SDM petugas penyelenggara Pemilu ataupun opini lain bahwa pihak penyelenggara Pemilu tidak siap dalam hal mempersiapkan SDM Petugas Penyelenggara Pemilu.
Kemudian juga dari sisi lainnya yaitu, keefektifan dan keefisiensian dari dua even pilpres dan pileg yang dikombinasikan ini, jadi banyak pertanyaan dan opini juga, mengapa?
Apakah pihak penyelenggara tidak mempertimbangkan potensi masalah saat digabungkannya dua even pemilu saat proses pendistribusian dan pendorongan logistik pemilu baik itu saat sebelum pelaksanaan dan sesudah pelaksanaan dengan dihadapkan kondisi geografis Nusantara.