Saat jalan-jalan Ke Tenggarong, Kutai Kartanegara, tak lengkap rasanya bila kita tidak mengunjungi dua museum ini, yaitu Museum Mulawarman dan Museum Kayu Tua Himba. Koleksi dan kisah historikal juga merupakan bagian dari wibawa kedua museum ini.
Museum Mulawarman merupakan bangunan istana peninggalan sejarah dari raja-raja kutai kartanegara, dari cerita histori yang terdapat didalam museum tersebut, bahwa museum ini dibangun pada tahun 1932 dan diserah terimakan pada Sultan Parikesit pada tahun 1935  dan museum sebagai istana  ini berakhir sekitar 25 November 1971.Â
Karena Sultan Parikesit menyerahkan istana ini kepada pemerintah daerah, kemudian diserahkan kepada pemerintah nasional pada tanggal 18 Februari 1976 untuk dikelola menjadi cagar budaya destinasi wisata. Kemudian tercatat juga bahwa sultan yang masih menjadi raja hingga kini adalah Sultan Aji Muhamad Salehudin II.
Museum Mulawarman buka pukul 09.00 -15.00 hanya hari jumat Museum ini tutup, tiket masuknya paling mahal cuma lima ribu rupiah. Benda-benda koleksi sejarah Museum Mulawarman banyak mengandung kisah histori yang tercatat.
Sebelum kita masuk museum di area halaman terdapat Patung Lembu Swana, yang merupakan lambang dari Kesultanan Kutai, patung ini tercatat dibuat di Myanmark pada tahun 1850 dan tiba di Istana Kutai pada tahun 1900. menurut cerita fiksi yang melegenda bahwa Lembu Swana ini diyakini sebagai Kendaraan Tunggangan Batara Guru.Â
Nama lainnya adalah Paksi Liman Janggo Yoksi, yakni Lembu yang bermuka gajah, bersayap burung, bertanduk seperti sapi, bertaji dan berkukuh seperti ayam jantan, berkepala raksasa dilengkapi dengan hiasan lainnya dan menjadikan patung ini terlihat indah dan berwibawa.
Singgasana, mengawali masuk area dalam museum kita akan menemukan singgahsana, yang merupakan kursi tahta sang Raja dan Permaisuri.Â
Terbuat dari kayu, dudukan serta sandarannya berlapis kapuk yang berbungkus dengan kain yang berwarna kuning, sehingga tempat duduk dan sandaran kursi menjadi lembut. Kursi ini dibuat dengan arsitektur gaya Eropa, yang dibuat oleh seorang Belanda yang bernama Ir. Vander Lube pada tahun 1935.