Generasi muda adalah parameter peradaban bangsa. Melalui penguatan jati diri bangsa, semangat nasionalisme dan rasa cinta tanah air, peradaban bangsa Indonesia dapat terus bertahan menghadapi gempuran budaya dari luar.
Hingga saat ini berbagai ancaman serbuan budaya dari luar terhadap generasi muda milenial sangat simultan dan konstan, dan disinyalir menimbulkan kegalauan dan sikap oportunistis generasi muda pada saat ini salah satu penyebabnya adalah distorsi nasionalisme dan pengikisan jiwa patriotisme karena gempuran budaya luar.
Padahal, sejarah tentang akar budaya bangsa Indonesia yang sarat dengan nilai-nilai luhur dan bermartabat  merupakan suatu hal yang penting, dan untuk mengupayakan agar generasi muda cinta dan bangga terhadap sejarah perjuangan bangsanya, bukanlah perkara yang mudah.
Kalau tidak kenal dan sayang, bagaimana kita melakukan pembelaan? Maka mencintai sejarah Indonesia secara kokoh dan kuat serta mengenali sejarah bangsa Indonesia akan memberikan keimunitasan bangsa, sehingga bila seluruh Potensi ekonomi, geografi, alam, Indonesia sangat luar biasa, ini kokoh, maka pihak, kelompok, golongan apapun akan sulit bagi mereka untuk menghancurkan suatu negara karena keadaan tersebut membangkitkan Indonesia menjadi negara yang berdaulat.
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya" Â (presiden Soekarno)
"Kita tidak selalu bisa membangun masa depan untuk generasi muda, tapi kita dapat membangun generasi muda untuk masa depan," (Franklin D.Rosevelt)
Sejarah, Â merupakan langkah menuju keharmonisan dalam perbedaan yang tidak diajarkan, sejarah punya peran pembentukan karakter suatu bangsa. Sehingga sejarah bangsa itu sangatlah berpengaruh membangun kekuatan bagi generasi masa depan bangsa dan negara Indonesia yang kita cintai bersama ini.
***
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H