Mohon tunggu...
Sigit Pristiyanto
Sigit Pristiyanto Mohon Tunggu... Freelancer - Berbagi sudut pandang

Mulai kembali aktif menulis fiksi dan esai setelah lepas dari pekerjaan kantoran. Menyukai seri cerita misteri atau detektif terutama dari Jepang. Puisi dan karya ilmiah dapat ditemui di beberapa media.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Resensi Mustika Zakar Celeng

11 Juni 2024   12:53 Diperbarui: 11 Juni 2024   12:57 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Resensi Mustika Zakar Celeng

Judul: Mustika Zakar Celeng

Penulis: Adia Puja

Baca juga: Roman Gurun

Tebal buku: 224

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Tahun: 2023

Baca juga: Balada Perang Bubat

Pembaca: 21+

Sebelum memasuki babak pertama, buku Mustika Zakar Celeng mendapat kata pengantar dari Juri Kesenian Jakarta. Mustika Zakar Celeng adalah karya Adia Puja yang mendapat perhatian dari juri Dewan Kesenian Jakarta tahun 2021 karena membawa mitos dan realitas pada masyarakat, serta cerita-cerita lisan dari berbagai wilayah di Indonesia. Isu yang disampaikan dalam novel ini pada awal cerita adalah isu perempuan dan seksualitas, kemudian berkembang menjadi isu sosial, dan isu politik.

Adia Puja membuka babak dengan menghadirkan tokoh Nurlela dan Tobor, sepasang suami istri yang telah menikah selama sebelas tahun lamanya. Penyebab konflik utama pada novel ini telah dipaparkan pada babak pertama di kalimat pertama,

"Tidak bisakah kau bertahan sedikit lebih lama, Kang? Setidaknya sekali dalam seumur hidup. aku ingin merasa dipuaskan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun