Adapun beberapa dampak psikologis yang menimpa korban Cyberbullying, antara lain :
korban dapat merasakan depresi, selalu mengalami rasa cemas, rasa ketidaknyamanan atau resah, dan tidak mau bergaul dengan teman-teman sebaya, menghindar dari lingkungan sosial, dan yang lebih parah lagi dapat menimbulkan upaya bunuh diri.Â
Cyberbullying yang dialami korban secara berkepanjangan akan menimbulkan stres berat, melumpuhkan rasa percaya diri sehingga dapat memicunya untuk melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang seperti membolos sekolah, mencontek pada saat ujian bahkan sampai minum minuman keras atau menggunakan narkoba.Â
Sedangkan dampak yang paling menakutkan dari cyberbullying adalah apabila korban cyberbullying sampai berpikir untuk mengakhiri hidupnya (bunuh diri) karena tidak mampu dalam menghadapi masalah ini.
Kekerasan cyberbullying apabila tidak segera diselesaikan dikhawatirkan akan memunculkan perilaku negatif yang berakibat fatal. Maka tindakan-tindakan pencegahan pun harus segera dilakukan untuk menanggulangi masalah ini.Â
Tindakan pencegahan ini bisa dilakukan mulai dari diri kita sendiri, misalnya menambah wawasan tentang penggunaan teknologi informasi, memperbanyak pengetahuan dan kreatifitas, dan mulai menanamkan sikap bijak sejak dini.Â
Peran dari keluarga dan bimbingan orang tua juga sangat diperlukan misalnya melakukan pengawasan terhadap anak saat menggunakan alat komunikasi serta membiasakan untuk bersikap terbuka antar masing-masing anggota keluarga. Di samping itu tindakan pencegahan ini juga akan berjalan dengan baik jika didukung oleh program yang dicangkan oleh pemerintah.Â
Revolusi mental sebagai program pemerintah juga diharapkan mampu untuk mencegah perilaku yang berkaitan dengan cyberbullying ini. Tindakan pencegahan yang kedua yaitu dengan menanamkan pengetahuan kepada generasi muda mengenai etika.Â
Tidak hanya didunia nyata tentunya bermedia sosial pun harus menggunakan etika, adapun etika dalam bermedia sosial antara lain, jangan mengunggah foto maupun video yang bersifat SARA atau menyinggung pihak lain, menanggapi unggahan berbentuk konten foto maupun video dengan sopan atau bijak, mampu membedakan yang mana obrolan pribadi dan mana obrolan yang bersifat publik atau umum, kemudian tidak membagikan tautan secara sembarangan serta yang terakhir kita harus memahami dulu konten yang diunggah secara menyeluruh sebelum berkomentar dan membagikannya.
Dengan tindakan preventif ini diharapkan pengguna sosial media instagram akan lebih bijak dalam menggunakan aplikasi ini. Berkomunikasi yang baik adalah cerminan dari kepribadian yang baik pula, untuk itu sebagai generasi muda yang baik marilah kita belajar untuk mengoperasikan media sosial dengan bijak dan menanamkan kepada adik-adik generasi penerus kita selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H