Mohon tunggu...
Sigit Widarto
Sigit Widarto Mohon Tunggu... -

Sigit Widarto

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Selisih atau Hilang??

30 September 2014   05:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:59 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai guys kenalin namaku sigit, kesibukanku saat ini kerja dan kuliah. Aku punya sedikit cerita mengenai pekerjaan yang mungkin ruwet dan banyak kesesatannya. “Hahahahaha”

Ku awali Dengan pagi hari yang indah saat itu aku sedang di sebuah gudang tempatku bekerja. Setiap pagi sebelum jam 09.30 aku dan temanku selalu menyiapkan barang yang akan dibuat tambahan untuk mobil kanvas dan menyiapkan kiriman kota-kota…

Ketika semua telah usai dipersiapkan aku dan temanku kembali ke gudang dan kembali ke rutinitas seperti biasa masing-masing teman memiliki bagian sendiri, contohnya aku di bagian buku gantung. Suatu ketika disaat mau jam istirahat terdengar suara langkah kaki kepala gudang (langkah kakinya seperti malaikat pencabut nyawa)”hahahahaha”  yang mau masuk kedalam gudang dan pintu di gedor olehnya “thok.. thok… “ di panggilah yang bernama kipli “pli tolong buku besarmu cocokno ambek buku gantung skalian rendemen yo” sambil mengasih selembar kertas  aku dkk pun menjawab “nggeh pak!!”…

Mulailah merendem satu persatu item yang ada digudang , item awal terlewati dan jumlahnya pun pas dengan stock system di komputer tetapi ada stock gudang yang berkurang.. aku dan temanku pun panik karena stock barang tidak sama dengan yang di komputer lalu tetap aku cari dan tidak ada hasil yang memuaskan. Akupun pasrah dengan barang yang kurang ini, kemudian kipli pun memberikan selembar kertas tersebut ke kepala gudang.

1 jam kemudian masuklah ke gudang dan memangil kami “pli, get, ambek melon.. “ ku buka pun pintu gerbang gudang dan menjawabnya “nggeh pak” pak kepala gudang pun memarahi kami “ki yok opo kug isok kurang dous”an ngene, coba di itung maneh se lek tetep gak onok engko barange YAP di itung pisan” kami pun menjawab “nggeh pak”. Mulailah hitung mengitung stock gudang muali dari ujung ke ujung  dan hasilnya pun tetap nihil..

Kamipun menunggu pak tersebut datang lagi dan tak lama beliau pun datang bertanya “yok opo wes ketemu ta?” akupun menjawab “waduh ngapunten pak mboten ketemu niki pun kulo padosi nggeh tetep mboten enten” dan beliau menjawab “ayo diitung maneh ae bareng” sopo ngerti keliru ngitung”, Mulailah menghitung lagi dari ujung ke ujung dan mencarinya lebih teliti. Suatu ketika kami disuruh menghitung barang punya toko yang bernama YAP yang dititipkan ke gudang ini dan hasilnya pun malah mengejutkan bung!!! Bukannnya berkurang malah bertambah bung selisih gudang ini :D #beri applouse guys

Pak kepala gudang pun pusing memikirkan barang yang hilang. Buku gantung dan buku besar cocok tetapi system tak cocok dengan fisik dicobalah sama pak kepala gudang tersebut menkoreksi ulang buku gantung dan system, aku dan temanku pun mempunyai pikiran kalo barang itu sebenere tidaklah hilang tetapi barang tersebut keluarnya kelebihan dan menjadi selisih..

Flash back disaat gudang tak muat kami pun berfikir pakai logika dan tidak mengandai” . saat itu barang yang datang memenuhi jalanan untuk masuk ambil barang pihak accounting pun berlebihan belanja barang dan gudang pun tak memadai jadi isinya pun overrrr. Pak kepala gudang masuk mengembalikan buku gantung dan selembaran kertas hitung”an, beliapun terlihat pasrah waktu mengasihkan tersebut namun ternyata malah beliau mencari sesuatu yang ganjil di dalam gudang.

Tak lama kemudian beliau mencari disudut” yang ada dan yang menurut beliau mencurigakan dan tak wajar untuk dipandang ketemulah jejak kaki didinding dan gypsum yang sudah tak utuh (rompal/rusak) beliaupun bertanya kepada kami “reg gak onok seng ngerti iki bekas e sopo seng munggah” kami hanya diam dan menatap jejak kaki tersebut mencoba menggingat siapa yang telah naik di atas.

Sepulang kerja aku dan temanku berkumpul dan membicarakan hal tersebut seisi kantor pun juga tau kalo gudang kehilangan barang. Pak joko(sopir) pun bilang kepada kami “gak mungkin ilang barangmu iku paling yo ketelisut pas jupukno barang ta yok opo ambekan jejak kaki iku mau lo yo guduk wong jupuk barang . iku jejak kaki e daud “MD” Pas masang bilboard ambek gaguk “Sales”.

Esok harinya pak kepala gudang pun bilang kepada pak bos, dan bosnya pun tak mau tau dengan barang yang hilang tersebut   akhirnya kepala gudang pun meminta ke sales counter untuk menjadiakan faktur (barang jual) semuanya ditotal sampai Rp.2.700.000.-  tetapi bosnya tidak menanggapinya untuk mengantikan atau tidaknya.

Semua pada bingung dengan kejadian ini, dan mungkin kesalahan bukan di gudang tetapi kealahan dari pihak kantor gudang dengan kapasitas kecil malah di kasih barang banyak hasilnya ya seperti ini selisih banyak. Ya maklum se sebenere ini juga cabang baru pecahan dari distributor besar jadi distributor baru jadi penggalamannya juga belum banyak. Menurut saya seharusnya gudang harus memiliki tatanan yang pas, tingkatan tumpuk ada batas maksimal, tempat yang luas, dan pegawai selain gudang dilarang mauk kecuali untuk diperbantukan.

Setelah kejadian ini, susunan gudang dirubah karena pegawai yang lama udah keluar masuk kembali untuk bekerja di tempat ini suasananya tak se ramah dulu banyak yang mengeluh kenapa harus dia?? Bukan mencari orang yang baru aja?? Ya mungkin menurutku dia sudah dipercaya betul sama pak bos.

sekian cerita dari aku mohon maaf ada salah” kata, cerita ini hanya untuk buat tugas dan sharing semata bukan untuk mencari masalah. Apabila ada kritikan atau komentar silahkan biar aku juga mempunyai pengetahuan gudang yang sebenarnya, cara agar tidak selisih, dan cara-cara kerja di dalam gudang seperti bagaimana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun