Mohon tunggu...
sigit pitoyo
sigit pitoyo Mohon Tunggu... -

civic education and law (UNY)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Karakter Bangsa Indonesia dengan Nilai-nilai Pancasila

21 Mei 2014   16:51 Diperbarui: 4 April 2017   18:07 2694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Membangun Karakter Bangsa Indonesia denganNilai-nilai Pancasila

Tanpa terasa sudah 68 tahun tahun negera Indonesia merdeka, sejak tahun 1945 hingga sekarang (masa reformasi) bangsa ini tidak luput dengan adanya permasalahan yang tiada ujungnya. Adanya kasus korupsi, tindak kriminalitas, masalah kemiskinan, dan perilaku para penerus bangsa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang terkandung dalam pancalisa. Mengapa hal demikian terjadi?

Tentu dalam penyelesaiaan permasalahan ini membutuhkan waktu yang cukup signifikan, untuk mengantisipasi permasalahan yang terjadi pemerintah agar menanamkan nilai yang terkandung dalam batang tubuh pancasila, yaitu nilai ketuhanan atau agamis, kemanusiaan atau humanis, nasionalis, demokrasi antar sesama, dan keadilan sosial. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah salah satu mata pelajaran di sekolah yang utama dalam penanaman nilai pancasila, yang mana diajarkan diberbagai instansi pendidikan, khususnya pendidikan formal, seperti Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengan Pertama ( SMP), Sekolah Mengah Atas (SMA), dan bahkan dalam perguruan tinggi juga harus ditanamkan nilai yang terkandung dalam pancasila. Hal ini penting dalam mewujudkan penerus pemimpim bangsa untuk membangun bangsa yang ideal.

Saya sebagai penulis menghimbau bahwa langkah utama agar menuju perubahan negeri Indonesia adalah menjiwai nilai pancasila yang pertama, yaitu nilai ketuhanan yang maha esa. Juga memiliki arti yang manunggal, tiada sekutu, Esa dalam dzat-Nya, Esa sifat-Nya, dan Esa perbuatan-Nya. Nilai yang terdapat dalam sila kesatu wujud sikap yang toleran, kerukunan antar umat beragama atau etnis, keselarasan, mencerminkan sikap yang memiliki ideologi (ketaqwaan), saling menghormati, kerjasama atau gotong royong demi membangun perubahan yang lebih baik dan nilai luhur dalam kehidupan menurut agama, adat, dan budaya. Dengan adanya pengamalan nilai yang terdapat diatas, seseorang lebih memberi kesempatan untuk mewujudkan karakter jiwa yang baik, yang diidam-idamkan dalam lingkungan keluarga, masyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Langkah kedua dalam mewujudkan perubahan yaitu mencakup masalah kemanusiaan. Manusia pada dasarnya memiliki potensi berfikir, rasa, karsa, dan cipta karena potensi menduduki martabat yang tinggi dibangdingkan makhluk lainnya. Dengan akal budinya manusia membudayai dan dengan nuraninya manusia menyadari nilai-nilai dan norma-norma. Nilai yang terkandung dalam sila kedua adalah menghargai sesama makhluk, persamaan derajat martabat (tidak adanya hierarki atau tingkatan dalam status sosial), memupuk kasih sayang sesama makhluk, keramah-tamahan, keserasian hidup, harga diri, menjunjung keadilan, kebenaran, kecintaan, dan memiliki sikap tenggang rasa.

Upaya yang ketiga adalah menciptakan jiwa yang nasionalis, yaitu bulat tidak pecah. Nilai esensi sila ketiga ialah mengutamakan kepentingan keselamatan negara dari pada kepentingan pribadi atau kelompok (PARPOL), memelihara ketertiban yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, mengutamakan persatuan dan kerukunan bagi seluruh raktat Indonesia yang mempunyai perbedaan agama, suku, bangsa, dan budaya. Jadi dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa melalui sila ini, meskipun berbeda-beda tetap satu, atau disebut dengan Bhineka Tunggal Ika. Jiwa yang cinta bangsa dan tanah air, menggalang persatuan dan kesatuan bangsa. Menghilangkan perbedaan yang ada, seperti perbedaan warna kulit, rambut, dan lain sebagainya. Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan, sanggup berkorban untuk negara bila diperlukan, dan memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Sikap nasionalis yang melekat pada diri seseorang akan menjadikan manusia yang lebih baik untuk melakukan perubahan.

Upaya yang keempat adalah demokrasi antar sesama. Nilai demokrasi dalam arti umum yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Juga terdapat nilai permusyawaratan yaitu mengusahakan putusan bersama secara bulat, baru setelah itu dilakukan tindakan bersama dan dalam melaksanakan putusan diperlukan kejujuran bersama. Perlu diingat bahwa keputusan bersama dilakukan secara bulat hingga membawa konsekuensi kesepakatan bersama, tanpa ada rasa kecurigaan dan akan muncul kajujuran. Dalam hal ini, saya menekankan bahwa kemunduran suatu bangsa itu karena adanya rasa kecurigan antar golongan (golongan yang dipemeritah dengan golongan yang memerintah). Untuk itu, agar Indonesia lebih baik harus adanya sikap saling percaya (tanpa ada rasa kecurigaan), memutuskan kebijakan secara musyawarah, mengenai persoalan kepentingan umum, dan yang terpenting sikap kejujuran yang harus ditanamkan.

Upaya yang kelima adalah menciptakan keadilan. Keadilan merupakan suatu kemakmuran yang merata bagi keseluruhan, sesuai dengan porsinya, dan adil dalam arti melindungi yang lemah agar suatu kelompok warga masyarakat dapat hidup yang sebagaimana mestinya (tidak adanya tekanan dalamhidupnya atau dalam arti “aman”). Masalah keadilan menurut pengamatan saya, memang menjadi masalah utama yang terjadi di negera ini, dengan adanya bukti seperti masalah sandang, tempat tinggal, pelayanan makanan yang layak, kesehatan, dan pendidikan. Dalam hal ini, kelima masalah tersebut merupakan kebutuhan pokok yang harus diberikan, hal tersebut sangat terkait dengan pembangunan negeri ini, oleh karenanya masalah tersebut harus segera mungkin untuk diatasi demi menciptakan keadilan yang merata.

Saat ini yang menjadi harapan saya, juga harapan semua masyarakat Indonesia adalah kemerdekaan yang sebenar-benaranya. Memang secara yuridis negara kita merdeka, yang menjadi pertanyaan adalah apakah bisa kita sebagai calon pemimpin bangsa yang bermatabat merubah keadaan yang semain hari semakin terpuruk. Dengan ideologi pancasila, mari kita membangun bangsa ini jauh lebih baik, adanya keadaan aman, makmur, dan tentram. Negara Indonesia sebenarnya kaya akan sumber daya manusia dan sumber daya alam, dengan adanya nilai pancasila yang sangat kompleks yang sesuai dengan karakter bangsa kita (bangsa Indonesia) mari kita gunakan pancasila sebagai pedoman dalam membangun negara ini sesuai dengan yang dicita-citakan bersama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun