Mohon tunggu...
Sigit Suryono
Sigit Suryono Mohon Tunggu... -

Perkenalkan Nama kami Sigit Suryono, Mencoba ikut berbagi pandangan di forum ini, Semoga Berkenan. Terimakasih __/__\r\n\r\n\r\n\r\nhttp://soeryono.wordpress.com/\r\nhttp://sigit-suryono.blogspot.com/\r\nhttp://www.facebook.com/profile.php?id=100000515263271#!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berkarya dalam Persembahan

10 Desember 2010   08:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:51 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dalam setiap saat kita selalu dibentangkan pada pilihan-pilihan dan tindakan, ada tindakan yang baik dilakukan maupun kurang baik dilakukan, dalam tindakan yang baik di lakukan pun masih terdapat lagi pilihan. Yaitu pilihan pada tindakan yang memberi rasa nyaman, baik rasa nyaman sesaat maupun rasa nyaman dua saat, dan pilihan terhadap tindakan yang memuliakan bagi jiwa, bagi peningkatan kesadaran di dalam diri.

Opsi-opsi ini akan selalu menyertai dalam setiap langkah dalam mengarungi keseharian dari hidup. Namun para panembah sejati memahami betul ‘permainan’ ini. Mereka memahami betul kekurangan yang ada pada diri mereka. Dan dengan berkah Gusti, melalui para penuntun, para pembimbing, para guru yang menyinggahi bumi, mereka dituntun untuk semakin mengenali kelemahan diri. Dengan cara meniti kedalam diri, instropeksi dan mengoreksi segala kekurangan yang selama ini tidak pernah disadarinya.

Kelemahan diri, kekurangan diri inilah satu-satunya harta kepemilikan para panembah sejati. Dan kehadiran para suci, untuk menunjukkan keberadaan hal itu, dan menjadikan satu-satunya modal yang harus dijadikan bahan bagi persembahan kepada Gusti. Kebodohan, ketidaksadaran, ego dan keakuaan diri inilah yang layak di persembahkan.

Para Panembah menyadari betul bahwa mereka tidak bisa berbuat apa-apa, hanya berserah diri pada kehendak Pangeran dan tuntunan murshid-lah mereka bertahan dan berjihad untuk menggapai kepolosan diri. Karena mereka yakin betul tanpa berkah Gusti, semua yang mereka lakukan sungguh tak bermakna, tiada memiliki arti.

Tercapai kepolosan adalah berkat dari Guru sejati yang senantiasa berkenan membimbing para panembah. Setiap panembah yang telah menemukan Sadguru akan menjadi luas pandangannya. Getaran kasih Murshid berpendar menyala menyinari setiap relung hatinya, dan membimbing setiap langkahnya dalam alunan melodi kasih. Setiap tindakannya akan menjadi sebuah persembahan, sebuah perayaan bagi tindakan-tindakan yang memuliakan bagi dirinya.

Terimakasih sadguru, Jaya Guru Deva

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun