Mohon tunggu...
Sigid Krist
Sigid Krist Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan Pengembangan Wilayah

Aku mendengar...aku merenung....aku berpikir.... dan aku menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ijinkanlah Aku Menanggung Dosa, sebagai Golput

5 April 2014   18:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:02 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur menegaskan, masyarakat yang tidak ikut pemilihan umum (pemilu) alias golput adalah haram. MUI meminta masyarakat untuk ikut peran serta atau mencoblos di pemilu 2014 nanti.

"Keputusan MUI istilahnya bukan golput. MUI menyatakan bahwa Nasbul Imamah atau mengangkat pemimpin itu hukumannya wajib. Artinya memilih pemimpin yang amanah, jujur, adil, beriman dan bertaqwa itu hukumnya wajib," ujar Ketua MUI Jawa Timur KH Abdussomad Buchori. (http://www.merdeka.com/politik/perlukah-mui-sampai-membuat-fatwa-haram-golput.html)

Fatwa MUI di atas semakin mendorongku untuk tetap memilih mejadi seorang PENDOSA, karena hampir 30 tahun sudah aku menjalani hidup sebagai seorang GOLPUT untuk PEMILU/PILKADA. Pilihan sebagai seorang PENDOSA adalah pilihan hidup yang semakin mendekatkan aku dengan SANG PENCIPTA ALAM SEMESTA. Hidup adalah pilihan segala keputusan menjadi tanggung jawabku, aku tidak meminta kepada para Alim Ulama untuk memahami apa yang menjadi pilihanku. Mereka terlalu SUCI untuk mengurusi manusia PENDOSA seperti aku hanya sebutir debu tidak berharga.

Aku tidak perlu mengupas sistem PEMILU/PILKADA yang sekarang berlaku di Negara RI ini, dipersilahkan untuk melihat dengan hati nurani masing-masing untuk mengambil suatu kesimpulan dan membuat keputusan. Kita semua sudah dewasa dan mampu untuk melakukan itu semua.

Pertanggung jawaban aku sebagai seorang PENDOSA hanya satu yaitu kepada SANG PENCIPTA ALAM SEMESTA sebagai HAKIM TERTINGGI dan BENTENG KEADILAN TERAKHIR dunia dan akhirat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun