Dingin Sedingin hatimu membeku semusim yang lalu kau masih menyapaku Menapaki malam bercengkrama memandang bulan Genggam erat tanganmu enggan kau lepas Mengukir kenangan di atas cerita Dingin... Sedingin sikapmu yang angkuh berlari Mengejar langkah yang tertinggal jauh Menelusuri tapak kaki yang penuh nanah Luka lama yang belum kering kau gores lagi Tertatih terseok diantara kerikil tajam yang kau toreh Dingin... Usah kau buka alibimu yang sakit Aku fahami berusaha mengerti Torehkan obat dari perih lukamu Secawan embun membasuh dendammu Padamkan angkara dari kalbu yang membara Jangan kau tampar mukaku seperti dulu Biarkan ku bimbing sepenggal ceritamu menjadi mimpi Rengkuh asamu dan menangis yang keras kalau itu membuatmu lega Jangan lagi kau merana di atas telaga derita Sudahi nestapa usangmu dan tersenyumlah Masih ada Aku yang membelamu
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI