Sekali lagi ini tentang dominasi, yang bisa berarti kekuatan dalam akses. Seseoang tak bisa meminta orang lain yang sedang mendominasi untuk melepaskan. Jika menginginkan dominasi itu maka itu harus direbut. Hukum persaingan untuk tujuan memenangkan sesuatu adalah, lakukan dan terus lakukan sampai bisa. Dan jangan mewek kalau merasa tak bisa, lalu merajuk meminta persaingan dihentikan.
Sekarang dominasi masih sedang coba dipertahankan oleh pihak yang merasa nyaman dengan ‘bisnis sepak bola nasional’ yang menguntungkan mereka semata-mata. Sementara suara-suara menginginkan reformasi agar bisa dilakukan perubahan sistem yang berbuah prestasi, bukan sistem yang hanya menghadirkan keuntungan pengelolanya. Tapi mereka terlanjur mendominasi, dan kita tak bisa mewek dengan mengimbau mereka menyerahkan dominasinya pada pemerintah yang ingin melakukan perubahan demi kemajuan dan prestasi yang bisa ‘dinikmati bersama’ seluruh rakyat Indonesia. Tentu saja mereka tak akan mau kecuali kita merebutnya. Pemerintah sedang merebut dengan cara yang (kita yakin) sehat. Bukan untuk gantian mendominasi, tapi tentu saja agar sepak bola tak didominasi segelintir orang untuk kepentingannya sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H