Mohon tunggu...
Galih Wirahadi
Galih Wirahadi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pengelola catatansigal.blogspot.com

Suka menulis, membaca, jalan-jalan, suka dengan dunia anak-anak dan pendampingan iman anak

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Belajar dari segarnya air kelapa

13 Januari 2012   08:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:56 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sungguh sejuk berteduh di dalam sebuah gubuk yang menjajakan es degan (kelapa muda). Segarnya air degan terasa menghalau panasnya siang yang cukup terik. Tak jauh dari gubuk itu, menjulang tinggi beberapa pohon kelapa. Sambil meminum air degan langsung dari batok kelapa, pandangan mata tertuju pada lambaian nyiur kelapa. Sungguh tinggi sekali pohon kelapa yang ada di depan itu. Mungkin pemilik gubuklah yang membeli kelapa-kelapa muda yang ada di depan warungnya? Mungkin juga itu pohon miliknya sendiri? Ah, tak perlu memusingkan siapa pemilik pohon kelapa yang menjulang tinggi itu, yang penting sungguh segar air degan ini. Tetapi dari mana air degan ini berasal, kalau tidak dari air yang diserap dari akar-akar pohon kelapa. Akar-akarnya yang tak pernah lelah mencari dan menyerap sumber-sumber air. Setelah didapat lalu dialirkan dan didistribusikan dari pangkal sampai ujung pohon. Dari akar, naik ke batang, pelepah daun, daun hingga buahnya. Dengan air yang ada mampu membuat buah berkembang, hingga akhirnya ada air segar yang terdapat di dalam degan ini. Jika boleh dihitung, berapa lamakah perjalanan air dari akar, hingga terdapat di dalam buah kelapa? Tentu membutuhkan waktu yang sangat lama. Waktu lama itu lah yang mampu memurnikan air itu menjadi segar dan enak untuk diminum. Dari air yang diserap oleh akar, semua bagian pohon kelapa, semuanya dapat menjadi berguna bagi manusia. Padahal manusia tak pernah sedikitpun menyirami pohon yang terkenal menjulang tinggi ini. Entah musim kemarau, ataupun musim penghujan, akar-akarnya tetap senantiasa bekerja tanpa kenal lelah. Duh belajar dari mana asalnya air degan, membuat aku tersadar bahwa tuk menjadi air degan yang segar membutuhkan perjuangan yang tak mudah. Jalan panjang dan berliku harus mampu tuk dilewati. Usaha pantang menyerah, tekun dan sabar harus tetap dijalani. Di tengah kesulitan air di daerahnya, akar-akarnya tetap setia mencari air. Walaupun manusia jarang menyiraminya, walaupun panas terik mentari di siang hari, akar-akarnya tetap mampu menopang pohon kelapa untuk tetap berdiri kokoh dan mampu menghasilkan segarnya air degan. Mari belajar dari segarnya air degan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun