Mohon tunggu...
Mugie Pamungkas
Mugie Pamungkas Mohon Tunggu... Copy Writer -

Karyawan swasta yang penikmat kopi, pecandu ketinggian, penggila Juventus, pecinta novel, pemuja kaum hawa, penikmat puisi beserta sastra, penulis, penyajak, penyair, jurnalist dan juga chef... "Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang "

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Perjuangan yang Biasanya Dirasa oleh Para Pekerja yang Sekaligus Mahasiswa

30 Maret 2015   13:52 Diperbarui: 4 April 2017   17:58 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Setiap manusia tidak bisa memilih hidup dengan orangtua seperti apa dan kondisi ekonomi yang seperti apa pula. Hidup yang menuntut gaya hidup mewah, terkadang membuat orang lupa bahwa ada sesuatu yang jauh harus diperjuangkan jua. Lingkungan sekitar yang tampil mewah, membuat tidak sadar orang-orang yang tidak kuat menahan godaannya pada akhirnya terpengaruh juga. Namun, dari semua hal tersebut, ternyata masih ada orang-orang tangguh yang dengan rela menanggalkan kemegahan dunia demi terciptanya masa depan yang gemilang dimasa depannya nanti. Yaak! Merekalah para pekerja yang sekaligus juga mahasiswa di malam harinya. Mereka biasa dikenal sebagai kelas karyawan karena kuliah pada malam hari, sementara pagi hingga sore mereka menjadi pekerja. Sebagai manusia, ada keinginan untuk ikut terbawa arus, namun mereka keinginan mereka yang kuatlah yang membuat mereka tetap berpegang teguh pada prinsip mereka untuk meraih masa depan yang lebih baik dan keterbatasan pagu pulalah membuat mereka hidup prihatin. Beberapa tantangan yang mereka lalui, diantaranya adalah:

1.Pagi-sore mencari nafkah, sore-malam kuliah

Hal inilah yang biasa dilakoni oleh para mereka para mahasiswa kelas karyawan. Semenjak matahari belum terbit, mereka sudah mulai berangkat ke kantor menerjang padatnya lalu lintas. Seketiba dikantor mereka mesti membuat laporan harian beserta dokumen kerja yang menumpuk. Selepas sore hari, tiada waktu bagi mereka untuk bersantai-santai, mereka bergegas ke kampus masing-masing kembali menerobos hiruk pikuk lalu lintas tak mau melewatkan jadwal kuliah, demi mewahnya selembar ijazah.

2.Padatnya Jadwal Rutinitas, Membuat Lebih Cermat Dalam Membagi Waktu

Saat padatnya jadwal kegiatan sehari-hari, menuntut mereka lebih pintar dan mendisiplinkan diri agar lebih pandai antara waktu untuk bekerja dan kuliah. Biasanya mereka membuat catatan kecil-kecil tentang hal yang mesti dilakukan tiap harinya. Hal tersebut bertujuan agar mereka tidak lupa tentang tanggung jawab mereka di perusahaan maupun universitas. Dari hal inilah lambat laun terpatri kedisipinan diri mereka yang secara konsisten dijalani dari hari ke hari.

3.Ketika Teman Sebaya Bersenang-senang, Mereka Mesti Menundanya

Berbeda dengan teman sebaya mereka yang selepas bekerja kumpul-kumpul dan bersantai. Para mahasiswa kelas karyawan ini menahan diri agar tidak melewatkan mata kuliah yang kelak berguna bagi masa depan mereka. Dalam hati, mereka ingin sekali bergabung dengan mereka, sekali lagi tuntutan hidup yang lebih baik lah yang membuat mereka menahan egonya.

4.Awal Bulan Yang Lain Makan Seenak-enaknya, Namun Mereka Justru Makan Seadanya

Awal bulan adalah hal yang menggembirakan bagi mereka para pekerja karena pundi-pundi mereka terpenuhi. Mereka makan ditempat dan menu yang paling disuka. Hal ini bertentangan oleh para mahasiswa kelas karyawan, awal bagi mereka adalah awal untuk memisahkan pengeluaran untuk kuliah, bayar kost, pengeluaran makan dan lain-lain. Menu makan yang mereka santap pun seadanya, yang pentig bagi mereka adalah dapat menyantap makanan yang tepat agar fisik tidak letih karena aktifitas yang lebih dari 12 jam lebih.Sarapan pisang rebus dan kopi pun merupakan menu lumrah dan favorit bagi mereka. Dengan budget makanan yang terbatas, membuat mereka waspada akan godaan-godaan santapan diluar sana yang suka menggugah selera.

5.Kurangnya waktu Istirahat, Membuat Kondisi Fisik Menjadi Limbung

Bila orang biasanya waktu untuk tidur malam membutuhkan waktu enam hingga delapan jam perhari, hal ini tidaklah berlaku bagi mahasiswa kelas karyawan. Bagi mereka, tidur tiga hingga empat jam sehari adalah kehidupan sehari-hari yang biasa terjadi. Ketika tiba dirumah pukul 22.00 mereka tidak lantas merubuhkan badan yang letih itu ke empuknya kasur, namun mereka mengulang sejenak mengulang kembali mata kuliah yang baru saja dilaluinya. Dengan mata yang berat ibarat seperti ditimpa beban dua puluh kilogram mereka membaca-baca kembali catatan kuliah dan tebalnya buku ilmiah kuliah agar kuis kuliah esok harinya dapat dilalui dengan nilai yang memuaskan. Andaipun mereka sudah terlanjur letih, mereka tidur sejenak dan bangun subuh hari dan kembali berjibaku dengan rumitnya istilah-istilah ilmiah. Hal ini berdampak pada hitamnya kantung mata dan sensitif sekali terserang virus-virus penyakit apabila mereka tidak bisa mengontrol kemampuan fisiknya.

6.Ketika Gadget Yang Update Dari Tahun ke Tahun, Mereka Justru Tetap Setia Dengan Applikasi SMS

Teknologi akan terus berkembang selama bumi ini terus berputar. Tipe gadget A yang terbilang sudah canggih akan tergeser akan munculnya gadget B yang ternyata jauh lebih canggih. Ketika zaman sekarang gadget sudah bisa mengirim foto dan bermain game online yang booming, metode pesan singkat yang dulu dikenal dengan istilah SMS sudah tergantikan dengan istilah BBM-an, Whatsupp Messanger, Line, namun mereka dengan terpaksa tetap setia dengan gadget yang cuma bisa telponan dan SMS-an saja. Mereka ingin sekali bagaimana rasanya BBM-an, Whatsupp-an dan appikasi pesan singkat lainnya, tapi mereka tetap memegang komitmen bahwa “berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian”

7.Tampilan Fashion Masa Kini Yang Modis, Mereka Tetap berpakaian Jadul

Lingkungan sekitar yang gaya berpakaiannya update, fashionable dan modis. Pernak-pernik pakaian seperi kalung-kalung yang lucu dan menggemaskan. Namun mereka justru karena keadaan tetap setia dengan gaya berpakaian mereka yang jadul. Gaya berpakaian cutbry dan cardigans. Pakaian yang mereka kenakan pun sudah dibilang cukup lama lebih dari setahun. Yang paling parah bisa saja mereka tidak mengenakan pakaian dan pernak-pernik pakaian yang menggemaskan bagai wanita. Maklum saja, namanya juga mahasiswa kelas karyawan yang pengeluarannya untuk biaya kuliah dan biaya hidup sehari-hari saja.

8.Hidup Seperti Ini Ibarat Mereka Adalah Pahlawan Bagi Orang Tuanya, Demi Menjadi Kebanggan Orang Tua

Pendidikan di tingkat Universitas membutuhkan rencana pembiayaan yang tinggi. Bagi para pekerja yang mempunyai orang tua yang penghasilannya tidak mencukupi, merupakan peluang bagi para mahasiswa kelas karyawan menunjukan diri, bahwa mereka bisa membiayai kuliah hingga tuntas dengan nilai yang membanggakan dengan biaya sendiri. “aku bisa lulus kuliah dengan nilai terbaik, meskipun dengan biaya sendiri”, afirmasi inilah yang terus mereka kumandangkan saat lelah secara fisik dan mental menjalani hari-hari. Para mahasiswa super inilah yang dengan lapang dada melawan egonya demi kebanggan orang tua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun