Mohon tunggu...
Mugie Pamungkas
Mugie Pamungkas Mohon Tunggu... Copy Writer -

Karyawan swasta yang penikmat kopi, pecandu ketinggian, penggila Juventus, pecinta novel, pemuja kaum hawa, penikmat puisi beserta sastra, penulis, penyajak, penyair, jurnalist dan juga chef... "Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang "

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Demi Kebanggan Orang Tua, Berjuanglah Sekuat Tenaga

24 Februari 2015   19:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:35 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin saat ini kamu dilahirkan dalam keluarga yang tidak diinginkan. Orangtua yang bekerja dengan upah seadanya, punya saudara kandung yang bawel dan sebagainya. Namun sebagai manusia, kamu tidak bisa memilih dilahirkan dari keluarga apa, dilahirkan sebagai anak ke berapa adalah salah satu contohnya. Tapi apapun hasilnya, kamu pasti punya keinginan untuk membahagiakan orangtua.

Sedari kecil kamu dibesarkan dari keluarga yang sederhana. Kamu disekolahkan sampai sarjana, sampai-sampai orangtua mengutang hingga kemana-mana. Hingga pada akhirnya kamu membulatkan tekad untuk membalas jasa mereka!

Pasti hal inilah yang akan kamu rasa:

1.Saat kamu banyak masalah, kamu tetap tegar agar orangtua tidak resah

Membanggakan orangtua ibarat sebuah perjalanan. Ada kalanya kamu melihat indahnya pemandangan, namun ada kalanya juga kamu tersandung oleh banyaknya rintangan. Saat kamu sedang ada masalah dikantor, kamu tidak banyak bercerita. Mungkin orangtua bisa memberi saran dan solusi, namun kamu memutuskan untuk memecahkan masalah sendiri. Kamu berpikir bahwa lebih baik untuk datang untuk bercerita sebongkah kabar gembira dan prestasi.

2.Demi membanggakan mereka, kamu kamu belajar menanggung resiko yang terjadi

Setiap orangtua mempunyai harapan yang tinggi bagi setiap anaknya. Sesuatu yang diharapkan agar setiap anaknya mempunyai masa depan yang jauh lebih baik dari mereka, memnjadi pribadi yang dapat diandalkan dan bertanggung jawab. Jikalau sedari kecil kamu suka ditegur orangtua karna kelalaian dan kenakalanmu, itu berati mereka mengingatkanmu untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab dalam setiap keputusan yang kamu ambil. Seiring dewasanya kamu, pada akhirnya kamu terbiasa dan terbawa menjadi pribadi yang tangguh dan bertanggung jawab.

Kamu lebih memilih menyelesaikan masalah tanpa perlu merepotkan orang lain lagi. Kamu lebih memilih melipat lengan baju, bekerja lebih keras hingga peluh banyak bercucuran. Kekurangan dana kamu memilih bekerja freelance dan meminjam teman. Untuk menjaga nilai IPK yang orangtua inginkan, kamu merelakan waktu bangun dini hari belajar sedemikian tekun dan sejenak mengurangi waktu bersenang-senang dengan teman. Demi membuat senyum orangtua mengembang, kamu memutuskan berjuang.

3.Berbeda pandangan hidup adalah hal biasa, untuk sementara kamu bisa berkompromi dengan mimpi mereka

Menjadi anak kebanggaan orangtua, seringkali membuat kamu mengalah atas keputusanmu sendiri. Orangtuamu adalah manusia biasa yang dulunya mungkin ada kepingan-kepingan mimpi yang belum mereka wujudkan. Tidak salah jika mereka menginginkan hal itu terjadi padamu.

Ayahmu ingin kamu bekerja sebagai PNS, agar masa depanmu lebih terjamin. Dengan berat hati, kamu menuruti keinginan itu. Secara financial, mungkin cukup bagimu. Namun kamu merasa adanya kurang gairah dalam setiap pekerjaan yang kamu lakoni setiap hari. Hingga pada akhirnya, kamu memutuskan bekerja sebagai PNS tiga tahun. Hingga kamu melanjutkan karir yang sesuai dengan renjanamu yaitu sebagai musisi.

4.Setiap kali wajah mereka terbayang, seketika semangatmu meningkat

Membanggakan mereka bukanlah seperti membalikkan telapak tangan. Perlu perjuangan yang keras, dalam hari-hari yang kamu jalani. Kamu rela pulang larut malam mencari penghasilan tambahan untuk melanjutkan pendidikan S-2 mu demi siapa kalau bukan orangtuamu?

Sekelibat sewaktu kamu masih kecil, terbayang susahnya mereka mengumpulkan pundi-pundi rupiah demi memenuhi kebutuhan sekolanmu, supaya masa depanmu cemerlang. Seketika itu, hal tersebutlah menjadi asupan tambahan energimu, agar menjadi kebangaan orangtua.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun