Mohon tunggu...
Sifa Sanjurio
Sifa Sanjurio Mohon Tunggu... Dosen - Traveler

Perempuan asli Cianjur Jawa Barat Indonesia yang bercita cita ingin membahagiakan Ummi tercinta. Pernah kuliah di UIN Ciputat, UI salemba dan Tehran University. Open Minded, Cinta NKRI. Farsi in advance. sifasanjurio@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Gasak Terus Sampai ke Depag Pelosok Daerah... Bravo KPK!

24 Mei 2014   00:19 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:11 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul tersebut merupakan dukungan saya untuk KPK yang mulai bergerak melaksanakan aksinya di Depag Pusat, dengan menetapkan tersangka kepada 'dedengkot' Depag Pusat. Dan ini sebagai 'warning' bahwa dari Pusat akan turun ke bawah, sampai pelosok daerah dimana Depag itu berada.. Karena tidak menjamin Depag di daerah pelosok bersih dan pelayanannya lebih bagus dari Pusat. Saya ingin berbagi pengalaman kepada teman teman semua saat saya dan ibu saya mendaftarkan 'Haji' pada tahun 2013 ke Depag Cabang Cianjur Jawa Barat Indonesia. Berikut kisahnya;

Emosi saya ingin meledak ketika saya dan ibu saya pergi ke Departemen Agama di Kabupaten Cianjur Jawa Barat, tempat kami tinggal di Indonesia, untuk mendaftarkan Haji yang rencananya kami berdua ingin bersama melaksanakan Rukun Islam yang ke lima tersebut. Alangkah kagetnya ketika kita datang ke kantor Depag Cianjur Urusan Haji dan Umroh, di ruangan tersebut penuh dengan asap rokok, padahal disana ada anak kecil, lansia termasuk ibu saya yang sudah berumur 60 tahun lebih, dan bapak bapak petugas haji tersebut, seakan tak peduli dengan kami, mereka meladeni kami dengan asal asalan dengan rokok di bibirnya yang terus dikepulkan asapnya.

Tiba saat pemotretan untuk dokumen haji, saya dan ibu saya masuk ke sebuah ruangan, yang disana sepertinya wajib membuka alas kaki, karena sepatu sepatu sudah 'terparkir' di luar ruangan tersebut, otomatis kami pun membukanya. Dan tibalah ada 'rombongan' sepertinya atasan para atasan Depag Cianjur, yang masuk ke ruangan tersebut dengan tidak mencopot sepatunya sama sekali, hhhhhhhh ingin rasanya menegur mereka, tetapi ketika kita sedang 'emosi', biasanya kebenaran itu bisa terkalahkan.. maka saya memilihnya untuk bersabar.

Saya kemudian menemui Ustadz saya di Cianjur, yang juga sebagai pembimbing haji di sebuah Pesantren terkenal di Cianjur, dan alangkah terkejutnya saya ketika Ustadz saya tersebut bercerita bahwa para pegawai Depag tersebut sudah beberapa kali menginformasikan kalau ada yang mau dipercepat keberangkatan hajinya maka harus membayar sampai puluhan juta rupiah (saya tidak ingat pasti berapa nominalnya), dan mereka akan mengurusnya dengan aman, termasuk ustadz saya pun dapat komisi atau jatah yang tentunya menggiurkan. Saya sempat 'Shock' mendengarnya. Dan kemudian Ustadz pun meneruskan kembali ceritanya, Ga usah kaget dengan prilaku orang orang Depag, khususnya yang mengurus Haji dan Umroh, permainan seperti itu sudah lama ada.

Jadi teringat salah satu adik dari Dosen dekat saya adalah petinggi di Depag Pusat Urusan Haji dan Umroh, kalau tidak ingat bahwa saya akan melaksanakan ibadah disana, maka bisa saja saya memintanya untuk mempercepat keberangkatan saya dan Ibu saya. Tetapi ibadah kita nanti akan sia sia karena secara tidak langsung kita telah menzalimi orang orang yang sudah 'antri' sejak kapan tau. Banyak orang lupa bahwa kita ke Mekah adalah untuk beribadah, ketika kita berangkat kesana dengan jalan yang salah, maka ibadah kita tidak ada artinya.

Ustadz saya pun melanjutkan ceritanya lagi; Tak hanya Depag yang penuh dengan orang busuk, termasuk MUI atau Majelis Ulama Indonesia cabang Cianjur, mereka itu semua tidak sepenuhnya ulama asli, ulama yang benar benar ulama, terbukti ketika pemilihan MUI Cabang Cianjur berlangsung, dari mulai kampanye gelap, money politic berlangsung semua tanpa ada yang ingat dosa sama sekali.. Dan ini benar benar terjadi. Sekarang kita bayangkan MUI cabang Cianjur saja sudah begitu dahsyat permainannya, apalagi MUI Pusat.. Wallau Alam.

Pun dengan Depag Cabang Cianjur, yang penuh dengan permainan kotor, apalagi Depag Pusat... Wallahu Alam. Oleh karena itu saya sangat setuju dengan usul salah satu Kompasianer kita untuk memisahkan pengelolaan Haji dan Umrah dari Depag itu sendiri, sebagaimana kepengurusan TKI.

Bravo untuk KPK, Gasak terus DEPAG... dan semoga jamaah haji kita tenang dalam beribadah haji nya tanpa ada gangguan gangguan yang berarti. Perlu diingat Indonesia adalah negara dengan umat Islam terbesar di Dunia, dan otomatis jamaah haji kita adalah penyumbang terbesar devisa Arab Saudi Penguasa Mekah dan Madinah. Masa kita kalah terus berdiplomasi dengan mereka, dengan selalu mendapatkan tempat penginapan yang jauh dari Ka'bah itu sendiri dan katering yang jelek.. Saatnya maju Indonesia..!!!!!

NB

Sebenarnya 'berhaji' dari Iran untuk orang Indonesia lebih dekat dan lebih gampang dilaksanakan tanpa kuota sama sekali, kalau kita adalah keluarga Kedutaan Republik Indonesia. Berharap Bapak  Dubes RI di Tehran mengundang saya dan ibu saya 'berhaji' ke Tanah Suci.. Mungkinkah? Mungkin Sekali.... Kalau Allah Swt sudah berkehendak, maka Kun Fa Yakun... Tak Usah Khawatir, kapan kita akan berangkat kesana, walaupun hati sudah tak sabar untuk ke rumahNya.  Allah Swt selalu menolong kita semua selama kita meyakiniNya.

Chayoooooooooo!!!!!! Por Enerzi basheed!!!!!! Keep Spirit dan Tetap Semangattt 2014.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun