Prolog
Sudah menjadi cita cita ku ingin merasakan Ramadhan dan Lebaran di Negara orang, Ini merupakan pengalaman ketiga saya puasa di negeri orang, tepatnya Yunani. Berangkat dari Iran seminggu lagi menjelang lebaran. Iran dan Yunani sama sama sedang mengalami musim panas, yang mencapai 40 derajat celcius. Jadi tak jauh beda lah dengan Iran. hanya Athens, Ibu kota Yunani dimana saya tinggal tidak terlalu panas dibanding Tehran. Pun kegiatan di KBRI Athens tidak jauh beda dengan KBRI Tehran, yang mengadakan Buka Puasa Bersama plus Tarawih dan Kultum seminggu sekali.
Bedanya hanya yang menyampaikan kultum pada minggu terakhir menjelang lebaran sekalian imam dan khatib Ied Fitri KBRI mengundang dari negara lain, kebetulan kemarin KBRI mengundang Mahasiswa S2 Matematika dari Jerman, Lulusan Gontor dan ITB. Sementara dari KBRI Tehran mengundang mahasiswa agama dari Qom, salah satu kota di Iran. Berbeda juga ketika banyak masyarakat Indonesia yang mengikuti acara shalat Ied dan berlebaran di Wisma Duta, sampai untuk salaman dengan Bapak dan Ibu Dubes pun harus mengantri panjang. Di Tehran karena masyarakat kita sedikit, kita tidak perlu mengantri hanya untuk salaman dengan bapak dan ibu dubes.
[caption id="attachment_321574" align="aligncenter" width="490" caption="Suasana Shalat Ied di Wisma Duta Athena. Ketiga dari kanan adalah Ibu Dubes RI untuk Yunani"][/caption]
[caption id="attachment_321575" align="aligncenter" width="490" caption="mengantri untuk bersalaman dengan bapak dan ibu dubes RI"]
Zakat Fitrah
Oh ya ada pengalaman menarik tentang zakat fitrah, karena saya telat menunaikannya, sebelum shalat Ied, dalam perjalanan dari rumah ke wisma duta, kita mencari cari pengemis atau tukang sampah atau siapalah yang berhak menerima zakat, karena zakat fitrah saya harus diberikan paling telat sebelum shalat Ied dilaksanakan. Dan wisma duta pun sudah semakin dekat, tapi tidak satu pun pengemis ditemukan, waduh bagaimana ini.. Sampai akhirnya persis hanya beberapa meter lagi ke wisma, terlihat dua orang petugas sampah sedang menunaikan tugasnya, langsung saja saya keluar dari mobil, dan memberikan zakat fitrah saya sebesar 5 euro sambil dalam hati niat zakat fitrah. (Terimakasih Bunda Beda.. you saved me)
Open House
Berbeda dengan di negeri sendiri, lebaran adalah waktu menyelenggarakan 'open house', menerima tamu atau menjadi tamu tanpa harus diundang. oleh karena itu makanya di setiap rumah selama lebaran kue kue enak dan gurih serta lezat akan memenuhi meja meja tamu. Lain lagi di Luar negeri, ketika satu sama lain sudah bertemu di wisma duta, maka itu sudah dianggap cukup sebagai silaturahmi, kecuali ada beberapa orang yang mengadakan 'open house' di rumahnya. Ketika saya lebaran di Athens Yunani, ada dua orang keluarga Indonesia yang mengadakan 'open house' dan saya pun diundang, yaitu salah satu diplomat KBRI, yang kedua dari masindo atau masyarakat Indonesia yang bekerja di Yunani. Kedua tuan rumah 'open house' tersebut menyediakan berbagai panganan Indonesia, dari mulai Bakso, Siomay, Sate, Soto sampe Jamu.. Semua hasil racikan tuan rumah, dan suasananya benar benar kekeluargaan, apalagi ketika kita di rumah masindo, yang pekarangan depannya mirip kebun, dengan pepohonan yang rindang, dibawahnya meja meja yang penuh dengan kue kue tradisional Indonesia, juga minumannya termasuk Jamu. kita duduk di sekitar meja tersebut ngobrol 'ngaler ngidul' sambil sesekali memasukkan sesuatu yang enak ke mulut kita, hehe.. kalau mau makan berat, kita langsung ke dalam rumah yang menyediakan beberapa macam makanan berat, meja besar pun yang ada di tengah rumah penuh dengan makanan.
[caption id="attachment_321577" align="aligncenter" width="420" caption="bersama Masindo -Masyarakat Indonesia- di Athens. Tampak satu botol Jamu di atas meja. "]
Berbeda dengan di Tehran, walaupun kita sudah ketemu di wisma duta, ada kebiasaan kita 'ngiter' atau berkeliling mengunjungi rumah rumah senior atau orang yang sudah lama tinggal disini. Namun kebudayaan ini pun lambat laun warnanya mulai pudar. Ketika saya tanyakan bagaimana lebaran tahun ini, keliling ga? dan saya tanya ke salah satu masyarakat atau sesepuh Tehran yang sudah lebih dari 30 tahun tinggal di Tehran, dan beliau menjawab, tidak ada tuh seperti dulu lagi, keliling ke rumah rumah orang Indonesia untuk bersilaturahmi.