Gigi berlubang atau karies gigi, dapat dialami oleh siapa saja. Menurut WHO (2012), 60-90% anak usia sekolah dan hampir 100% orang dewasa di seluruh dunia mengalami karies gigi1. Data National Health and Nutrition Examination Survey tahun 1999-2004 menunjukkan bahwa 27,9% anak usia 2-5 tahun dan 51,17% anak usia 6-11% di Amerika Serikat mengalami karies pada gigi sulungnya2. Gigi susu yang berlubang pada anak masih sering terabaikan. Terkadang orangtua membiarkan gigi susu anaknya yang karies tanpa diperiksakan ke dokter gigi, sebab mereka menganggap gigi tersebut nantinya akan tanggal sendiri dan digantikan oleh gigi permanen yang baru. Ternyata, gigi susu yang karies dan tidak dirawat dapat menyebabkan efek jangka panjang lho.
Apa yang menyebabkan karies pada gigi susu anak?
Karies pada gigi susu anak dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya mikroorganisme, bottle feeding, dan gula. Karies awalnya ditandai dengan warna putih kusam bertekstur lunak pada permukaan gigi. Biasanya, pertama kali terlihat pada gigi depan rahang atas dan bawah anak. Selanjutnya, ditandai dengan lubang yang berwarna kuning atau kecoklatan pada gigi
Mikroorganisme penyebab karies dapat memproduksi asam yang dapat melarutkan struktur gigi. Asam tersebut diproduksi dari hasil fermentasi karbohidrat seperti sukrosa, fruktosa dan glukosa. Kebiasaan minum susu menggunakan botol ternyata memiliki peranan dalam menyebabkan dan mempengaruhi keparahan karies gigi susu. Banyak penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara terjadinya karies, menyusu dengan botol dan kebiasaan tidur sambil menyusu dari botol. Konsumsi gula juga merupakan faktor resiko terjadinya karies. Ukuran molekul gula yang rendah memungkinkan enzim amilase pada saliva memecah molekul menjadi komponen yang dapat dengan mudah dimetabolisme oleh bakteri3.
Apa yang terjadi bila karies gigi susu tidak ditangani?
Karies pada gigi susu dapat berhubungan dengan berkurangnya pertumbuhan dan penambahan berat badan anak yang disebabkan oleh konsumsi makanan yang kurang memenuhi kebutuhan metabolisme dan pertumbuhan pada anak dibawah usia 2 tahun. Kehilangan gigi sebelum waktunya (prematur) yang terjadi akibat karies, dapat menyebabkan gangguan perkembangan bicara (speech development), kesulitan berkonsentrasi di sekolah dan mengurangi rasa percaya diri anak3. Kehilangan gigi secara prematur juga dapat menyebabkan gangguan orthodontik seperti gigi yang berdesakan.
Adanya kondisi keradangan pulpa (pulpitis) dan abses gigi yang bersifat kronis dapat mempengaruhi pertumbuhan anak, serta menekan kadar hemoglobin yang dapat menyebabkan anemia. Karies pada gigi susu juga menyebabkan anak memiliki resiko tinggi untuk mengalami karies di kemudian hari.
Bagaimana mencegah terjadinya karies gigi susu pada anak?
- Minimalkan terjadinya perpindahan bakteri dari mulut orangtua ke mulut anak. Salah satu caranya adalah dengan tidak menggunakan alat makan/minum yang sama secara bergantian.
- Hindari kebiasaan yang dapat menyebabkan karies. Misalnya, sebisa mungkin hindari anak tertidur sambil meminum susu dalam botol.
- Jaga kebersihan gigi dan mulut anak. Sejak anak belum tumbuh gigi, kebersihan mulut anak dapat dijaga dengan mengulas kasa steril yang telah dibasahi air hangat ke permukaan gusi setelah anak minum asi/susu. Begitu pula setelah gigi susu tumbuh. Orang tua dapat membantu anak untuk membersihkan gigi dan mulutnya.
Apa yang harus dilakukan bila karies gigi susu terlanjur terjadi?
Bawalah anak untuk memeriksakan diri ke dokter gigi/atau dokter gigi spesialis anak (Sp.Pedo) untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Sumber:
- World Health Organization. 2012. Oral Health.Â
- National Institute of Dental and Craniofacial Research. Dental Caries (Tooth Decay) in Children (Age 2 to 11)
- Colak H, Durgergil CT, Dalli M, Hamidi MM. Early childhood caries update: A review of causes, diagnoses, and treatments. J Nat Sci Biol Med. 2013 Jan-Jun; 4(1): 29–38. AvailableÂ